[Seri Kisah Minggu Pagi-2, lanjutan dari sini]
Ibadat Jumat siang di aula sebuah penjara baru saja usai. Para napi Kristen dan Katolik itu lantas kami ajak berbincang. Karena saya sudah beberapa kali datang bersama tim Bimbingan Masyarakat Katolik ke penjara itu, rasa canggung untuk ngobrol dengan para napi sudah tak lagi terasa.
Lelaki muda berkisah
Seorang napi lelaki yang masih muda mendekat. Setelah basa-basi usai, saya bertanya, "Mas, kok bisa sampai dipenjara kenapa?"
Sebuah pertanyaan yang sensitif bagi sebagian tahanan, namun saya berani lontarkan, sekadar untuk memancing obrolan.Â
"Saya dulu tenaga penjualan sebuah perusahaan alat kesehatan di kota ini. Lumayan penghasilan saya" kenangnya.
"Karena tergoda dapat uang banyak, akhirnya saya gelapkan uang hasil penjualan. Setelah berjalan beberapa bulan, pimpinan mengetahui kelicikan saya. Saya dilaporkan ke polisi. Akhirnya, saya sampai di penjara ini," lanjut si napi dengan nada sesal.
"Nah, itulah yang jadi masalah. Istri saya hamil tua. Saya tak tahu bagaimana mencari uang untuk biaya persalinan...", kata calon bapak ini dengan nada sedih.
Mendengar penuturan itu, saya pun terdiam sejenak. Saya juga tak tahu harus membantu dengan cara apa. Saya masih dalam pendidikan calon pastor waktu itu.
"Ya sudah, Mas. Coba beri alamat dan peta jalan ke rumah keluarga. Nanti saya dan teman-teman kunjungi istri Mas," kata saya waktu itu.