Tulisan ini berawal dari diskusi hangat di wall social media milik sahabat saya. Diawali dari pertanyaan sederhana, “Apa sih yang menyebabkan perang saudara di Syria?”, sebuah perang saudara yang sekarang sangat ditakuti oleh banyak kalangan sebagai potensi asal-muasal Perang Dunia ke-3 karena keterlibatan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, negara-negara Arab, Israel dan sekarang Russia yang membuat adrenalin semakin meningkat.
Buat yang setia mengikuti dari awal konflik di Syria dan Timur Tengah umumnya, pasti sudah familiar dengan gelombang unjuk rasa oleh anak-anak muda dan terpelajar dunia Arab menentang rejim otoriter di negara-negara mereka yang akhirnya terkenal dengan nama “Arab Spring”.
Diawali dari Tunisia, akhirnya menyebar menjadi revolusi di Mesir yang menumbangkan mantan Presiden Hosni Mubarak, perang saudara di Libya yang mengakibatkan terbunuhnya Muammar Gaddafi, pemberontakan sipil di Bahrain dan Yaman; protes besar di Aljazair, Irak, Yordania, Maroko, dan Oman, dan protes kecil di Kuwait, Lebanon, Mauritania, Arab Saudi, Sudan, dan Sahara Barat.
Syria atau Suriah tentu tidak terlewat oleh gelombang “Arab Spring” ini, tetapi alih-alih unjuk rasa menentang pemerintahan yang otoriter, di negara ini gerakan ini berkembang menjadi pemberontakan yang dengan cepat ditunggangi oleh sentimen agama antara pemerintah pimpinan Presiden Bashar Hafez al-Assad anak dari Hafez al-Assad yang syiah melawan para pemberontak yang umumnya menganut paham sunni.
Sentimen ini yang sedikit banyak mendorong masuknya Iran dan Hezbollah di Lebanon membantu pemerintah Syria dan negara-negara Arab mengirimkan jet-jet tempurnya membantu para pemberontak yang sunni.
Tentu ada faktor-faktor lain disana seperti faktor ekonomi, perebutan pengaruh dan lain sebagainya.
Situasi semakin kompleks dan semrawut dengan munculnya Islamic State of Iraq & Syria (ISIS) atau juga dikenal dengan nama lain Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL).
Pertanyaan terbesar abad ini adalah dari mana datangnya ISIS? Mayoritas dengan nyinyir mengatakan ISIS dibentuk dan dibiayai oleh Amerika Serikat. Sesuatu yang tidak salah, tetapi tentu tidak sesederhana itu.
Kenapa tidak salah?
Untuk menjawab ini, mari kita mencoba menjelajahi waktu, membuka jendela sejarah dan sedikit mengintip apa yang dulu dikenal dengan Perang Dingin antara Amerika Serikat dan sekutunya yang biasa disebut sebagai Blok Barat dan Uni Soviet dan sekutunya atau yang biasa disebut sebagai Blok Timur.
Kenapa disebut sebagai perang dingin? Karena pertentangan atau “peperangan” antara kedua blok tersebut tidak pernah mencapai perang terbuka.