Mohon tunggu...
Bob S. Effendi
Bob S. Effendi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Konsultan Energi

Konsultan Energi, Pengurus KADIN dan Pokja ESDM KEIN

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apakah Thorium Proven?

24 Februari 2016   16:49 Diperbarui: 28 Mei 2016   10:42 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="MSRE ORNL beroperasi selama 20,000 jam"][/caption]

Sebuah pertanyaan yang sering di tanyakan oleh para jurnalis kepada Kami ataupun kepada para pakar Nuklir sejak maraknya istilah thorium dalam kancah sektor energi di Indonesia sejak munculnya tulisan kami, Thorium : Sebuah Revolusi Energi yang saat ini sudah di baca lebih dari 75,000 orang.

Sayangnya sampai saat jawaban dari pertanyaan tersebut masih banyak yang simpang siur dan tidak tepat. Bahkan banyak pakar Nuklir Indonesia sering menjawab pertanyaan “Apakah Thorium Proven?” dengan jawaban “Belum Proven… masih butuh waktu 20 – 30 tahun”.

Kalo Kami dapat bertanya kapada para pakar tersebut maka Kami akan klarifikasi : Apakah belum proven sebagai sumber energi ? atau Apakah belum proven sebagai sumber bahan bakar Nuklir ? atau belum proven sebagai teknologi reactor berbahan bakar Thorium ? -- yang mana yang belum proven.

Kesalahkaprahan ini terjadi karena istilah Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) yang belakang hari ini popular yang sesungguhnya mempunyai makna pembangkit listrik nuklir dengan reaktor Molten Salt Reactor dan memakai thorium sebagai sumber bahan fertil untuk mempopulerkan diberi nama PLTT untuk membedakan dengan tipe reaktor lain seperti PWR yang identik dengan PLTN. Karena walaupun keduanya adalah nuklir tetapi memiliki karakteristik yang sangat berbeda, sehingga tidak dapat di katakan sama dengan PLTN.

Sama seperti bila saya katakan apakah Banteng sama dengan Kerbau ?  Bila hanya di lihat spesiesnya tentu akan di bilang sama tetapi anda tahu keduanya memiliki karakter yang sangat berbeda dan harus di bedakan dengan nama yang beda, yang satu berbahaya, ganas dan liar dan yang satu lagi jinak dan bermanfaat bagi manusia.

Istilah PLTT pun banyak di persoalkan oleh para pakar, yang sering mengatakan bahwa PLTT itu juga PLTN. Sesungguhnya menurut kami secara kaidah terminologi lebih tepat PLTT karena istilah Pembangkit Listrik Tenaga yang dimaksud tentunya adalah sumber dayanya seperti air, panas bumi, angin dan surya kita tahu bahwa Thorium adalah sumber daya alam sementara Nukir adalah teknologi artinya istilah yang benar bila mengikuti kaidah PLTA, PLTG, PLTS maka seharusnya PLT Thorium atau PLT Uranium jelas bukan PLT Nuklir yang jelas salah adalah PLT Uap karena Kita tahu bahwa yang di bakar adalah batubara dan uap adalah hasilnya. Karena hasil dari PLT Thorium, PLT Uranium, PLT Panas Bumi semuanya juga uap. Seharusnya PLTU menjadi PLT Batubara.

Lalu mengapa harus istilah PLTT di permasalahkan bila masyarakat dapat lebih menerima istilah Thorium yang lebih terdengar ramah dibanding Nuklir, bukankah setiap isu membutuhkan sebuah dutabesar. Seharusnya orang yang ingin memajukan nuklir tidak perlu mempermasalahkan istilah PLTT, hanya orang yang anti PLTN mempermasalahkan istilah PLTT.

Back to laptop, ke masalah Apakah Thorium Proven ? untuk itu Kami akan bahas dalam tulisan ini secara mendalam tapi santai.

Pertama-tama kami akan memberikan analogi terhadap pertanyaan, dengan pertanyaan  “apakah batubara proven?” tentu jawabannya YA, aneh kalo ada seorang ahli yang menjawab batubara belum proven. Karena batubara sebagai bahan bakar turbin uap sudah di pakai sejak ratusan tahun yang lalu. Bahkan batubara lah yang memicu lahirnya revolusi industri dengan ditemukannya mesin uap.

Tetapi penggunaan batubara tidak hanya dipakai hanya sekedar di bakar di boiler, batubara pun dapat di gasifikasi atau dengan proses thermochemical lainnya untuk menghasilkan synthetic gas seperti Demethyl Ether (DME), ini adalah salah satu teknologi pemanfaatan batubara, dan masih banyak yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun