Mohon tunggu...
bob bob
bob bob Mohon Tunggu... -

only a guy

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reformasi Politik Islam.

13 Maret 2010   19:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:26 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_92959" align="alignleft" width="292" caption="Pejuang Islam Moro"][/caption] Moro dalam bahsa Jawa artinya "datang" tetapi Moro yang di Filipina adalah suku bangsa yang mendiami pulau Mindanau dan sulu yang sejak zaman dahulu kala memperjuangkan kemerdekaannya dari penjajahan bangsa spanyol, amerika serikat dan pemerinthan negara Filipina sekarang.  Dalam artian kata, makna bahasa jawa yang berarti datang, maka 'moro' di Filipina diinginkan "pergi" dari buminya. Seperti halnya islam di Indonesia, masuknya islam ke filipina adalah menjelang abad ke 14 yang dibawa oleh pedagang dan ulama  yang berasal dari Arab yang datang ke filipina selatan yaitu ke pulau sulu dan mindanao.  Ajaran Islam ini segera  menarik banyak kalangan, salah satunya adalah Kabungsuwan Manguindanao, raja terkenal dari Manguindanao, yang akhirnya memeluk Islam. Dari sinilah awal peradaban Islam di wilayah ini dimulai dan sepanjang itu pula hingga saat ini para pemeluk islam ini harus mengangkat senjata untuk mempertahankan keyakinanya. [caption id="attachment_92968" align="alignright" width="250" caption="Mesjid dipakai sebagai markas militer"][/caption] Dari jumlah penduduk Filipina sebanyak 90 juta Jiwa, penganut muslim filipana yang sekitar 12 juta jiwa tersebut menjadi kaum minoritas berbalik dengan penduduk Indonesia yang mayoritas islam. Di Indonesia pernah terjadi pemberontakan DI/TII yang bercita2 mendirikan negara islam indonesia namun dalam kenyataannya, umat muslim Indonesia yang mayoritas itu dapat menerima Indonesia sebagai negara sekular dengan falsafah pancasila itu. Melihat perjuangan bangsa moro yang harus terus menerus mengangkat senjata dan telah mengorbankan banyak nyawa tentunya mereka punya alasan sesuai keyakinannya. Demikian juga dengan pemerintah filipina yang menggunakan mesjid sebagai markas tentara dalam menghadapi pejuang islam moro adalah masalah mereka sendiri tidak terkait dengan bangsa Indonesia, demikian juga Densus 88 dalam menangani keamanan negeri ini mempunyai cara tersendiri. [caption id="attachment_93037" align="alignleft" width="300" caption="Perburuan teroris"][/caption] Dalam sepekan ini, polri dalam menangani keamanan negeri ini berhasil menewaskan 8 orang teroris dan menangkap 30 orang lainnya. Salah seorang yang tewas tersebut adalah Joko Pitono alias Dumatin yang merupakan orang paling diburu karena terkait serangkaian teror di Indonesia. Polri menganggap Dulmatin sebagai teroris yang sangat berbahaya sebaliknya FPI di pekalongan menyambut jenazah Dulmatin bak seorang pahlawan. Dua macam perlakuan yang sangat kontras namun itulah yang menjadi kenyataan sebuah pilihan njalan yang ditempuh. Pilihan berjuang atas nama ajaran agama adalah sebuah hasil dari oleh pikiran  dan pandangan terhadap kepercayaannya demikian juga dengan pandangan atas pilihan Dulmatin tersebut, satu sisi menganggap teroris dilain sisi ada yang memandang sebagai Jihad. [caption id="attachment_93038" align="alignright" width="300" caption="Masing2 punya alasan...."][/caption] Islam moro memilih berjuang dengan alasannya, Dulmatin dan kawan2nya juga mempunyai alasan sendiri. Demikian juga terhadap orang2 yang menentang kedatangan Obama karena dianggap musuh Islam adalah pendapat yang mempunyai alasan pula.  Yang menjadi pertanyaan, mengapa mereka harus mengangkat senjata, apakah tidak ada peluang kedamaian lagi ?. Hidup dalam sebuah negara sekular seperti Indonesia yang melindungi kepercayaan masing2 bangsa ini dengan undang2 diperlukan sikap toleransi yang tinggi. Pendidikan umum yang diselenggarakan juga memberikan pelajaran wijib tentang agama. Keseimbangan antara ilmu pengetahuan yang memberikan penekanan pada logika  berfikir memang harus dimbangi dengan keimanan sehingga bangsa ini mampu menerima segala sesuatu dalam kehidupan sosial kemasyarakatan termasuk perbedaan dalam keyakinan.  Mengenali diri adalah modal dasar agar kita dapat mengenali orang lain agar terjadi saling menghargai.  Tak mampu mengenali diri sendiri membuat kita hanya mengenali orang lain, cara pandang itu membuat kita pada posisi penilai, menilai orang lain yang didasarkan pada sudut pandangnya sendiri. Mengenal asal usul kehidupan manusia dari sudut pandang agama, mungkin akan berbeda dengan hasil sudut pandang sejarah dan penelitian yang berlandaskan ilmu pengetahuan. Berpegang kepada kepercayaan dengan menampik hasil ilmu pengetahuan akan menimbulkan sikap penentangan. Sebaliknya hanya berpegang pada ilmu pengetahuan akan membuat sikap orang tidak saling harga menghargai. Seperti dalam artikel  disini : http://teknologi.kompasiana.com/2010/03/13/ufo-misteri-sepanjang-zaman-2/ Dari hasil penelitian bahwa 15 000 tahun  lalu, jauh sebelum kelahiran agama islam terdapat peradaban umat manusia yang sudah mengenal pesawat luar angkasa. Dilain sisi ada hasil penelitian yang juga mungkin dilakukakan oleh umat muslim atau sudah diterima oleh umat muslim sesungguhnya peradaban manusia itu tumbuh mulai dari zaman batu, perunggu, besi dan mencapai peradaban manusia modern yang dialami dalam kehidupan kita saat ini. Ajaran agama islam yang mengenal manusia pertama adalam Adam, masuk kelompok zaman apakah adam itu. Jika kita mengikuti hasil penelitian dan pengkajian yang mungkin dilakukan oleh kaum muslim sendiri mungkin adam masuk dalam kelompok sebelum zaman batu. Menyikapi pandangan dari sudut ilmu pengetahuan dengan pandangan dari keyakinan memerlukan keseimbangan yang membuat kita tidak menampik ilmu pengetahuan. Kita lihat kemajuan China dalam hal tehnologi ruang  angkasanya adalah tak lain untuk mengetahui kehidupan manusia seutuhnya. Kuatnya keingin tahuan mengetahui asal usul manusia sebagai ilmu pengetahuan, membuat orang berkerja keras menciptakan alat untuk membantu menelusuri kehidupan umat manusia seutuhnya. Ciptaan yang dihasilkan itu adalah sebagai hasil untuk mengenali manusia lebih dalam lagi.  Makin besar keingin tahuan itu, makin banyak orang akan belajar dan mencipta. Sebaliknya dengan bertahan pada keyakinan tanpa diimbangi oleh logika, yang akan diperbuat hanya akan mempertahankan keyakinan itu, perbedaan akan menimbulkan kemarahan. Ketika kita terus bertahan kepada keyakinan sedangkan orang lain terus menimba ilmu yang akhirnya memperoleh kemajuan dalam segala hal. Sikap kita yang tidak dapat menerima perbedaan karena keyakinan itu, membuat diri kita akhirnya sebagai duri dalam kehidupan sosial dalam dunia yang heterogen.  Karena kita hanya bermodal keyakinan sedangkan orang lain selain bermodal keyakinan dan ilmu pengetahuan, ketika kita kalah maka kita menganggap sebagai pihak yang didzolimi. [caption id="attachment_93045" align="alignleft" width="285" caption="Jenazah Dulmatin disambut ribuan pelayat"][/caption] Mengubah pola pikir bukanlah hal yang mudah, merubah perjuangan dari kekerasan menjadi perjuangan menuntut ilmu untuk menaikan harkat dan martabat memang membutuhkan waktu. Menentang kedatangan obama yang dianggap musuh islam adalah tindakan yang seharusnya dihindari. Yang justru menjadi musuh umat islam bukan bangsa amerika yang pintar tetapi kebodohan umat muslim itu sendiri. Menghilangkan kebodohan akan mengangkat harkat dan martabat yang membuat orang lain tidak dapat bertindak semena2 karena umat islam yang kuat. Dulmatin seharusnya tidak perlu mati, begitu juga dengan umat islam lainnya jika perjuangan politiknya dilakukan melalui penguasaan ilmu pengetahuan, bukan dengan senjata. Diperlukan reformasi pemikiran dan politik islam dalam menghadapi situasi dunia yang kian komplek, mengandalkan senjata tanpa mengandalkan ilmu pengetahuan maka korban diantara umat islam makin hari makin bertambah karena orang lainpun tidak mau mengalah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun