Kejadian berikut cukup inspiratif, menimbulkan kesadaran kepada kita, terutama para perokok akan bahaya kecanduan merokok. Tidak peduli kaya atau miskin, kecanduan merokok telah menjadikannya sebagai kebutuhan yang sedapat mungkin dipenuhi, walaupun dengan cara seperti dalam penggalan kejadian dibawah..(sumber tertera dibawah)
Saya mau bertanya, apakah merokok itu sebuah kebutuhan pokok atau bukan?, kalo menurut saya sih, tidak. Mungkin karena saya bukan seorang perokok. Dalam tulisan ini sebenarnya saya bukan mau membahas tentang orang perokok, tetapi tentang kebutuhan merokok itu sendiri. Ini diilhami kejadian yang baru saja terjadi dipagi yang cerah ini didepan mata saya.
Ceritanya begini, saya sedang duduk operator diwarnet tiba-tiba didatangi oleh dua orang tua. Saya mengenal wajah kedua orang tua ini meskipun saya tidak tahu namanya siapa. Pasalnya ke dua orang tua, laki dan perempuan yang sudah berumur ini sudah beberapa kali, atau bisa dikatakan sudah biasa datang kesini untuk meminta-minta. Saya menunggu kata "assalamulaikum", yang biasa diucapkan baik oleh kedua orang tua ini ataupun yan lainnya, yang se-profesi. Namun kali ini saya meminta maaf kepada kedua orang tua itu dan mereka mengerti, lalu pergi ke rumah berikutnya.
Singkat cerita, tak lama berselang lewatlah lagi kedua orang tua tadi di depan warnet, tetapi dengan arah berlawanan. Sepertinya sudah selesai dengan pekerjaannya di gang buntu ini. Namun kali ini, yang laki-lakinya berjalan dibelakang sambil menghisap rokok. Walah, dari manakah ia mendapatkan rokok itu? yah jika itu pemberian orang yang kebetulan tidak ada uang untuk disumbangkan dan memilih memberikan rokok, saya rasa, nggak apa-apa lah. Tapi kalau saja bapak itu membelikan rokok dari hasil uang meminta-minta, wah ini yang tidak baik. Bukankan uang hasil meminta-minta itu lebih baik digunakan untuk kebutuhan pokok mereka, misalnya untuk makan, bukankan lebih bermanfaat? atau mungkin merokok itu telah menjadi kebutuhan pokok baginya.
sumber : http://bembenks789.blogspot.com/2011/12/peminta-minta.html#more
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H