Mohon tunggu...
Nani Kusmiyati
Nani Kusmiyati Mohon Tunggu... Guru - English teacher, Trainer, Writer and Woman Navy

I love teaching, writing and reading

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kebersamaan Membawa Kebahagiaan

14 November 2024   07:28 Diperbarui: 14 November 2024   07:33 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebersamaan Membawa Kebahagiaan

Pagi di awal bulan November, seperti biasa aku berkunjung ke tempat peristirahatan terakhir suami dan putra pertamaku di Pondok Rangon. Tidak lupa aku membawa kursi kecil dan payung agar ketika berdoa tidak kepanasan dan menjaga lutut agar tetap sehat. Aku juga membawa tiga botol air mineral 600 ml untuk aku dan putraku Galaxy dan untuk disiramkan di atas makam setelah berdoa.

Putra keduaku, Galaxy telah siap dengan mobil hitamnya. Aku memasuki mobil dan memastikan barang-barang yang harus aku bawa untuk berziarah ke makam sudah siap. Kami berangkat dengan tidak lupa untuk berdoa agar perjalanan ke makam dan kembali ke rumah selamat dan melihat hal-hal yang menyenangkan.

Di dalam perjalanan aku mengirim pesan ke petugas makam yang merawat makam suami dan putra keduaku kalau aku dalam perjalanan menuju makam. Berharap makam suami sudah dibetulkan karena bulan lalu ada yang patah di pojok nisannya. Dia membalas pesanku dengan jawaban, "Siap ibu."

Jalanan cukup ramai namun lancar. Dari Citra Indah, Jonggol ke makam Pondok Rangun memakan waktu sekitar satu jam. Alhamdulillah kami sampai di Pondok Rangon tidak terlalu terik. Awan menutupi matahari menjadikan langit tampak teduh. 

Doa di dalam hati agar aku dan putraku bisa berdoa lebih lama di dekat nisan orang-orang tersayang terkabulkan. Allah SWT Maha Kasih. Putraku Galaxy melanjutkan menebalkan tulisan-tulisan yang ada di makam agar tampak jelas karena grafir nama dan tanggal lahir dan meninggal mulai pudar. Dia sengaja membawa spidol emas permanen. Berharap setiap huruf yang dia tebali tidak mudah hilang karena hujan dan terik.

Sementara dia melanjutkan goresannya aku bisa melanjutkan berdoa. Air minum yang telah aku buka dan sudah aku beri doa kemudian aku guyurkan ke makam kekasih-kekasih tercinta. Doaku di dalam hati semoga mereka yang saat ini telah tiada mendapatkan ketenangan dalam kehidupan bersama kasih sayang Tuhan Yang Esa.

Tidak berapa lama angin sepoi-sepoi menerbangkan dedaunan dan berserakan diatas makam. Aku melihat keatas, awan semakin gelap. Putraku juga sudah selesai dengan goresan-goresannya. Walau tidak persis seperti aslinya namun tulisan-tulisan itu sudah dapat terbaca lebih jelas. Petugas makam menghampiriku dan menyapaku. Aku berikan insentif tiap bulan untukknya karena telah menjaga dan merawat nisan keluargaku.

Aku dan putraku berpamitan kepada suami dan putra pertamaku sambil mengusap batu nisannya. Berharap bisa terus mendoakan dan berkunjung. Kami juga berpamitan ke penjaga makam dan berpesan agar terus merawat makam keluargaku. Mobil kami meninggalkan lokasi makam secara perlahan-lahan. Aku lambaikan tanganku ke arah nisan mereka, orang-orang tercinta.

Mobil melaju ke arah Metland Mall Cilengsi. Kami berencana untuk makan siang dan membeli buku di Gramedia. Kegiatan jalan-jalan untuk healing bersama putra keduaku menjadi jadwal setiap bulan selesai berziarah ke makam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun