Mohon tunggu...
Nani Kusmiyati
Nani Kusmiyati Mohon Tunggu... Guru - English teacher, Trainer, Writer and Woman Navy

I love teaching, writing and reading

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menjadi Bawahan Tidaklah Mudah

25 Desember 2022   06:28 Diperbarui: 25 Desember 2022   06:31 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul ini saya ambil ketika saya terjun dan melihat sendiri beberapa orang yang memiliki kedudukan paling rendah di suatu lembaga. 

Walau saya sendiri bukanlah seseorang yang memiliki jabatan yang tinggi namun saya masih sangat bersyukur di bandingkan dia yang harus melaksanakan tugasnya sendirian. Nama dia adalah Bono (bukan nama sebenarnya). 

Dia bekerja di suatu lembaga yang bertugas sebagai pembersih ruangan kamar siswa luar negeri maupun dalam negeri. Pada awalnya saya sedikit kecewa karena ketika saya masuk kamar, ruangan kamar masih tampak belum bersih walaui tidak terlalu berantakan.

Saya hanya menenangkan diri karena saya pikir saya dapat membersihkan sendiri. Ketika saya melihat tidak ada sapu dan peralatan kebersihan lainnya di kamar membuat saya bertahan untuk tetap tinggal. 

Toh, hanya dua malam saja.  Saya baru sadar ketika saya datang pada hari Sabtu. Mungkin pak Bono sedang tidak datang ke lembaga. 

Tapi saya mendapat ni telponnya dan berasa menghubungi walau tidak di jawab. Kemudian saya kirim pesan melalui whatsApp, juga tidak di respon.  Saya berfikir positif mungkin dia tidak sedang membawa HP, dan sedang ada kegiatan lain.

Saya datang ke pos penjagaan untuk menanti kedatangan siswa. Terdapat dua orang penjaga pos yang sedang duduk sambil menyeruput kopi yang dapat terlihat dari kaca pos. 

Saya masuk ruangan penjagaan dan mereka berdua mengambil sikap siap dan menyambut saya. Saya dipersilakan duduk di kursi yang tadinya mereka tempati. 

Saya bilang saya duduk di pojok saja namun mereka mengizinkan saya untuk duduk di tempat salah satu dari mereka. Saya perhatikan kursi di pojok pos tidak sebagus kursi yang para penjaga duduki.

Mereka menawarkan secangkir kopi hitam tapi saya menolaknya karena saya baru saja minum kopi di kamar. Saya hanya meminta segelas air putih. Saya melihat ada sepiring gorengan yang sudah agak dingin. 

Saya hanya tersenyum melihatnya dan mulai membuka pembicaraan ringan. Karena begitu respeknya mereka, lagi-lagi mereka menawari saya untuk mencicipi gorengan yang mereka beli dari seberang jalan. Sayapun mengambil satu bala-bala atau saya sering menyebutnya ote-ote (nama makanan di Kediri). Mereka tampak senang karena saya mau mencicipi makanan yang mereka tawarkan.

Di dalam perbincangan saya dengan mereka, saya bertanya tentang keberadan pak Bono. Dan mereka menjawab bahwa baru saja mereka lihat pak Bono menuju gedung di depan gedung yang saya tinggali. Mereka juga mengatakan bahwa pak Bono adalah seorang yang rajin dan baik. Banyak siswa menyukainya karena dia sangat membantu ketika siswa memerlukan sesuatu. Saya mengatakan kalau saya sudah telpon dan kirim pesan kepadanya namun belum dijawab juga. Mereka bilang mungkin dia sedang tidak membawa HP atau tidak mendengarkan telpon dan pesan dari saya. Saya mengangguk dan tidak mempersoalkan lagi tentang keberadaan pak Bono hingga siswa-siswa yang saya tunggu berdatangan. Kemudian saya mengantar mereka ke kamar masing-masing. 

Keesokan pagi, saya mendengar suara agak gaduh di luar kamar, ketika saya keluar saya melihat Pak Bono sedang membersihkan kamar yang telah ditinggalkan penghuninya karena telah selesai mengikuti kursus. Dia bersihkan tidak hanya satu kamar.  Ada lima kamar yang harus dibersihkan. Kemudian saya bertanya apakah dia sudah menerima pesan saya. Dia meminta maaf tidak sempat membalas pesan saya karena harus membersihkan kamar dan menyiapkan makan untuk siswa. Dia hanya bekerja sendiri sehingga dia lebih suka tinggal di kantor. Dia bekerja penuh keikhlasan dan rajin. Saya tahu mungkin gajinya tidak sebesar yang saya punya. Tapi saya salut akan pengabdiannya ke lembaga. Saya berharap atasannya akan tahu hal tersebut.

Jika saya menjadi atasannya, dia akan saya kasih reward untuk berlibur dengan uang saku yang cukup dan ada orang lain yang membantunya dalam melaksanakan pekerjaannya.

Jonggol, 25 Desember 2022

NANI KUSMIYATI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun