Nonton bareng pemutaran film "I am Hope", film yang di produksi sebagai bagian dari Journey of Hope-nya gerakan Gelang Harapan itu bikin perasaan campur aduk.Film yang mengisahkan perjuangan seorang gadis bernama Mia (Tatjana Saphira) yang di vonis mengidap penyakit kanker dan hidupnya di prediksi oleh dokter cuma tinggal satu tahun lagi, tapi dia nggak mau menyerah dengan kondisinya ini.
Pada awalnya dia merasa marah dengan kondisinya. Merasa nggak adil karena dia masih punya cita-cita besar untuk di wujudkan. Sampai akhirnya teman imajinasinya yang bernama Maia dengan gaya sarkasme-nya yang selalu mengingatkan Mia bahwa saat ini dia nggak bisa menyia-nyiakan kesempatan yang dia miliki. "Kalau lo merasa mau mati, lo nggak akan buang waktu". Kata-kata itulah yang pada akhirnya membangkitkan kembali keinginan Mia untuk melanjutkan cita-citanya membuat suatu pertunjukan.
Penggambaran peperangan bathin seorang penderita kanker dalam film ini di visualkan melalui kharakter dokter dalam cerita yang di tulis oleh Mia. Sang Dokter (diperankan oleh Fauzi Baadilah) digambarkan sebagai momok yang menyeramkan dan sangat offensive menyerang Maia. Membisikkan kata-kata "Mati" ditelinga Maia dengan cara yang ekstrim, dan Maia adalah penggambaran dari semangat dan harapan dari Mia untuk mencapai kesembuhan tersebut. "Maia, dia selalu ada pada saat aku menginginkan dia ada" itulah sosok Maia yang selalu terlihat nyata dalam kehidupan Mia.
Nggak perlu jadi pecinta film dulu untuk nonton film ini. Recomended banget buat ditonton. Kenapa? Karena alur ceritanya menarik banget. membelajari tanpa menggurui. "Dimana ada keberanian, disitu ada harapan". Sepenggal kata-kata yang mungkin sering kita dengar, tetapi kadang hanya menjadi sekedar kata-kata biasa. Tetapi setelah nonton film ini didukung penggambaran akan suatu perjuangan, kita akan menyadari bahwa kata-kata sederhana ini akan menjadi "magic word" disaat-saat kita putus harapan atau menghadapi masalah apapun dalam hidup. Keberanian untuk merubah sesuatu menjadi baik, keberanian untuk mengangkat sesuatu yang sudah berada dititik terendah untuk kembali berdiri tegak.
Nah, film ini juga menjadi film yang seru banget di tonton karena para pemainnya yang berakting secara total di film ini, sehingga kita benar-benar merasa ada didalam cerita film ini. Tatjana Saphira yang memerankan Mia, membuat aku memiliki image bahwa keseharian Tatjana ya seperti sosok Mia dalam film ini. Lembut, fragile tapi berhati baja. Entah seperti itulah sosok Tatjana atau karena ketotalan dia memerankan sosok Mia ini. Alessandra Usman yang memerankan Maia, cuek, lugas dan tegas, cool banget. Bikin aku mikir, ah seharusnya beginilah dalam menghadapi masalah, jadi kita bisa berpikir dengan jernih dan menemukan penyelesaian yang baik. Fachri Albar yang memerankan David, cowok keren tapi sabar dan memiliki cinta yang besar (ah..sosok cowok idaman banget) membuatku bisa ikut merasakan cinta yang besar dan tulus saat nonton film ini. Sementara Tio Pakusadewo yang memerankan sosok ayah Mia, nggak perlu dipertanyakan lagi aktingnya, cuma satu kata "keren". Nah..satu lagi yang nggak kalah keren dan total aktingnya Fauzi Baadilah yang memerankan tokoh dokter yang menggambarkan seramnya penyakit kanker dalam cerita Mia. Walau hanya dua kali dimunculkan dalam film tersebut tapi berhasil menggambarkan pesan yang harus di bawanya. Saat melihat kemunculan dia, ada rasa kesal, marah tapi nggak sanggup melawan sampai penonton sebelah berkomentar "gila...dasar dokter gila.." haha tapi ternyata saat bertemu, sosok dia yang sebenarnya itu ternyata baik banget, ramah dan menyenangkan sekali.
Nah, sebaiknya dari sekarang persiapkan waktu untuk nonton film produksi Alkimia Production ini yang akan mulai tayang tanggal 18 Februari 2016 nanti.
Produksi film ini juga didukung oleh sponsor utama yaitu Wardah Cosmetics dan banyak sponsor-sponsor lain. Hal ini sangat menggembirakan karena memang film ini di produksi untuk suatu tujuan yang baik. Hasil dari pembuatan dan penayangan film ini nantinya akan disumbangkan kepada yayasan-yayasan kanker dan membantu para penderita kanker dan keluarga penderita kanker.
Seperti yang dikatakan oleh Wulan Guritno dalam konferensi persnya (9/2/2016) "Bagi penderita kanker, yang berjuang itu bukan hanya penderitanya saja, tetapi juga keluarganya". Ya, bukan cuma penderitanya yang harus kita support secara moril maupun materiil, tetapi keluarganya juga harus kita support karena penyakit ini benar-benar menguras tenaga, pikiran dan materi yang tidak kecil.
Jadi, GUPL aja (Gak Usah Pake Lama)....ayo kita lakukan sesuatu untuk menjadi bagian dari "Harapan" itu... I am HOPE...We Are HOPE....
visit: www.gelangharapan.org