Mohon tunggu...
Budhi Han
Budhi Han Mohon Tunggu... -

Love to travel, read, watching and making movies, music

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Liburan Tak Mendidik

8 Januari 2014   17:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:01 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Candi Prambanan adalah salah satu obyek wisata candi bersejarah menarik yang menjadi daya tarik saat anak-anak libur sekolah. Baru saja, pada akhir bulan Desember 2013 saya mengajak keluarga untuk berlibur ke sana. Saya sendiri pernah ke sana pada tahun 1996. Memang keadaannya berbeda dengan sekarang. Saat ini lokasinya sudah mulai ditata dengan baik. Sarana dan prasarana pendukung boleh dikatakan baik. Banyak turis domestik dan mancanegara datang menikmati keindahaan Candi Prambanan, candi dengan seribu misteri.

13891741491938867837
13891741491938867837

Namun ada yang saya sesalkan dan membuat saya kesal, jengkel, mumet, mau marah sambil terbang bawa toa, ketika para orang tua tidak memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya. Sampah betebaran di tempat yang dianggap suci, keramat, bersejarah. Anak-anak membuang sampah sembarangan. Jangan salahkan mereka sepenuhnya karena anak adalah cermin dari cara orang tua mendidik mereka. Petugas dan pengelola Candi Prambanan sudah memberikan tempat sampah yang cukup banyak betebaran disekeliling lokasi candi, jadi bukanlah alasan untuk membuang sampah sembarangan.

Sampah yang bisa ditemukan mulai dari bungkus makanan ringan, tisu, gelas plastik air mineral, dan masih banyak lagi. Apakah candi merupakan lokasi pasar malam? Apakah candi merupakan tempat wisata biasa? Apakah wisatawan domestik yang datang berkunjung bukan orang Indonesia? Lah namanya domestik, tetapi mengapa datang seperti orang asing yang tak peduli dengan tanah yang mereka injak sehari-hari sebagai tempat mereka untuk mencari nafkah dan tempat mereka berlindung?

13891749241873165164
13891749241873165164
Di sini saya lebih menitikberatkan pada "karya" orang tua. Lihat saja foto yang saya ambil ini. Foto ini saya ambil di depan candi utama saat banyak wisatawan asing melintas.  Sungguh memalukan buat saya pribadi. Tuan rumah yang tak menghargai rumahnya sendiri. Bagaimana mungkin mengharapkan orang asing menghargai kita? Bagaimana menurut para pembaca? Salahkah si Anak? Katanya, orang Indonesia terkenal -salah satunya- karena ketidakdisiplinannya. Mungkin sebagai refleksi bagi orang tua dalam mendidik, bahwa jangan pernah lupa kalau kita adalah "guru" terdekat bagi anak-anak kita. Bahwa anak-anak kita adalah masa depan Indonesia yang harus punya rasa memiliki dan bangga akan bangsanya sendiri, akan peninggalan dan sejarah bangsanya. Mari kita jaga perilaku dan pemikiran positif untuk diterapkan dalam keseharian hidup kita. Seperti penerapan "Bushido" - semangat samurai - pada setiap warga Jepang. Mulailah dari perkara yang paling kecil kita mencoba bertanggung jawab, maka saya rasa perkara berskala besar pun pasti bisa kita tangani. Membuang sampah pada tempatnya bukanlah "usaha" yang berat, hanya butuh niat, kesadaran, serta kedisiplinan dalam melakukannya.

1389175843635259575
1389175843635259575

Bagi para pengelola lokasi wisata, saya menyarankan untuk jangan takut menegur wisatawan domestik atau asing yang tidak menghormati dan menghargai aturan yang sudah ditetapkan. Singapura bisa. Orang Indonesia takut kalau ditegur Polisi Singapura hanya karena gara-gara meludah sembarangan atau minum di lorong subway mereka. Kenapa di negara sendiri jadi petantang-petenteng tak menghargai? Bagi petugas yang menegur, Anda sudah di jalan yang benar untuk meluruskan pemikiran bangsa ini. Anda ikut andil dalam reformasi negara ini.

Indonesia itu luar biasa. Indonesia itu... Ah, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Saya yakin para wisatawan yang datang ke sana di dalam sudut relung hati dan jiwanya masih berkibar Sang Merah Putih sebab kalau tidak mereka tidak akan membawa anak-anak masa depan bangsa ini berkunjung ke candi yang merupakan peninggalan bersejarah leluhur bangsa. Di dalam hati mereka terdengar pekik,"Indonesia itu WuuuuIiinddaah sekali!" Jadi marilah sama-sama kita lakukan sesuatu yang sederhana, mungil namun bermakna, yaitu: Buanglah Sampah Pada Tempatnya. Kalau tempat sampah tidak disediakan? Usahakan dibawa sampai kita menemukan TEMPAT SAMPAH baru bisa kita buang.... Selamat liburan - berikutnya...hehehe... - dan jadikan liburan Anda dan keluarga menjadi liburan yang bermakna dan penuh kenangan.... Januari 2014, Budhi Han

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun