Memang kematian dan kehidupan jaraknya sangat dekat sekali, bagaikan telapak tangan dan punggung tangan,
Sebelum cerita keseruan kami ke sungai Pusur, kami adalah peserta Danone Blogger Academy yang dipilih oleh Kompasiana untuk menghabiskan waktu kunjungan ke pabrik-pabrik dan eksplorasi semua tempat yang menjadi program CSR (Corporate Social Responsibility) Danone. Sebuah pengalaman berharga yang tidak bisa saya lupakan, mengingat saya ini siapa? Cuma blogger remahan debu, isi blog pun hanya curhat remeh-temeh, dibandingkan semua peserta yang sudah mastah, saya mah cuma seujung kukunya saja. Hahah... Dan lolos menjadi salah satu akademia merupakan hadiah yang tak ternilai untuk saya.
Sebelumnya kami telah dibina dan ditempa selama 3 hari untuk menerima berbagai ilmu dan pelatihan seputar gizi, banyak hal-hal yang tidak saya ketahui akhirnya menjadi kekuatan saya jika ada yang mendebat masalah seputar gizi dan kesehatan. Yah minimal, saya tau kalau itu salah. Dan saya punya argument kuat terhadap hal tersebut.
Setelah menerima ilmu yang menurut saya waktunya sangat kurang, kurang banget malah huhuhu.. *adain lagi dong kaka-kaka, dedek emesh butuh ilmu banget inih*, kami ke-20 peserta diberangkatkan menuju Jogja untuk mengikuti serangkaian kegiatan yang nggak kalah membuat saya pusing, waktu pelatihan saja belum sempat saya tulis, yang ini lagi udah masuk dikepala. Rasanya rambut semakin beruban karena begitu banyak ilmu yang masuk tapi belum sempat dituangkan. Iyaloh, saya kepikiran kalau dapat ilmu belum ditulis. Seandainya waktu orang-orang yang nganggur bisa dibagi untuk saya yah.
Di Jogja sendiri kami mengunjungi beberapa tempat yang membuat saya betah ingin berlama-lama disana, diantaranya :
Eksplorasi Taman Pintar
Tempat ini adalah salah satu inisiatif grup Danone di Indonesia dalam mendukung pendidikan anak usia dini. Tidak hanya anak usia dini, semua kalangan usia pun bisa masuk dan melihat berbagai macam ilmu yang dapat dicoba, karena di gedung yang terpisah terdapat berbagai alat peraga yang dapat digunakan usia sekolah sampai orangtua. Memang tujuan utama didirikan taman pintar ini agar anak-anak PAUD memiliki wahana edukasi berbasis tekhnologi. Karena keberadaan taman pintar bermanfaat untuk mengembangkan aspek motorik dan psikomotorik. Lucu-lucu banget alat peraganya, jadi semacam pengen nyobain satu-satu jadinya saya. Sayang waktu yang tidak memungkinkan.
Pabrik Sari Husada di Klaten
Di sini kita dapat melihat dari dekat pembuatan susu SGM, ini kali kedua saya kemari, sebelumnya saya sempat kesini waktu saya terpilih jadi Mombassador SGM. Sungguh, saya merasa dejavu :D. Sari Husada yang dahulu bernama Sari Dele merupakan pabrik Susu pertama di Indonesia atas inisiatif pemerintah dalam menanggulangi masalah gizi buruk pascaperang kemerdekaan. Sampai saat ini Sari Husada telah berdiri lebih dari 60 tahun mendampingi anak-anak Indonesia dalam pemenuhan nutrisi.
Mengunjungi rumah tempe adalah perjalanan kami selanjutnya. Rumah Tempe Srikandi Geneng juga merupakan program CSR Danone yang bekerja sama dengan Forum tempe Indonesia di Desa geneng, Kecamatan Prambanan, Forum Tempe Indonesia ini membantu ibu-ibu PKK di daerah Klaten bagaimana cara memproduksi tempe dengan baik. Tempe-tempe yang diproduksi disini tahan lama dan diproduksi dengan cara yang sangat moderen. Tentu saja usaha ini membantu perekonomian masyarakat sekitar.