Ketika kenyamanan terganggu, wilayah kekuasaan dipangkas, uang pemasukan akan berkurang, dan kehilangan otoritas maka satu-satunya jalan yang harus dilakukan adalah mempertahankannya. Entah dengan berbagai macam cara, asalkan semuanya yang telah diraih tidak boleh hilang begitu saja.
Belakangan ini Ahok menjadi bulan-bulanan para pkl Tenabang dan sore tadi para pendemo yang katanya mewakili para pkl Tenabang teriak-teriak ingin bertemu Ahok di balai kota. Pendemo dari Rakyat Jahit Mulut Ahok (Rajjam Ahok) ini mengatakan ingin bertemu Ahok membahas masalah PKL.
Namun, kenyataannya justru berbalik arah. Ketika Ahok di tengah-tengah kesibukannya bertugas dan meluangkan waktu untuk bertemu dengan mereka, alih-alih ingin mendengar aspirasi PKL justru yang didapat malah tuntutan untuk meminta maaf kepada H. Lulung.
Aneh bin ajaib. Ada apa sebenarnya dengan para pendemo ini? Apa yang mereka cari? Sepertinya mereka-mereka inilah yang disebut preman. Preman yang diberi uang untuk menciptakan keresahan dan kesusahan buat pemprov DKI.
Kalau menurut saya, orang-orang ini adalah para preman yang dibayar oleh oknum DPRD untuk mendesak Ahok supaya meminta maaf kepadanya setelah aduannya kepada Jokowi malah dianggap angin lalu. Lucu juga. minta maaf kok suruh preman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H