Kota air terkenal seperti Venice, bisa Anda temukan di Kalimantan Barat. Bukan keindahan bangunan abad Rennaisance yang disuguhkan. Melainkan panorama keindahan alam, kemolekan negeri ini. Tak percaya?, silakan berkunjung ke Danau Sentarum, di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Danau Sentarum berada sekitar 700 km dari muara menuju laut Cina Selatan. Selain itu, daerah yang terletak di Kabupaten paling hulu di Kalbar ini, termasuk daerah yang sangat dekat sekali dengan Malaysia Timur. Menuju Danau Sentarum dari ibukota Provinsi, dibutuhkan waktu sekitar 14 jam perjalan melalui darat dan air.
Saat musim penghujan, air akan menggenangi hutan dan menyisakan pucuk pohon. Kedalaman air mencapai 6-8 meter. Namun, saat kemarau, Danau Sentarum seperti disulap menjadi lahan kering. Seperti dua sisi sebuah koin, keindahan alam dari dua musim ini tetap bisa menghadirkan decak kagum.
Kawasan Danau Sentarum menyimpan pesona Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) yang tumbuh alami di hutan sepanjang aliran Sungai Kapuas. Bila Venice menyediakan gandola yang akan menemani Anda menikmati eksotisme kota air itu, penduduk Danau Sentarum akan menemani Anda menggunakan long boat (sampan motor).
Jenis anggrek alam di danau Sentarum yang telah teridentifikasi oleh tim peneliti sebanyak 135 jenis. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan taman nasional di Kanada yang hanya memiliki 28 jenis anggrek. Desa yang mengembangkan wisata anggrek di lahan gambut terbesar kedua di Kalimantan Barat itu adalahPelaik dan Selimbau. Masyarakat menjaga tanaman anggrek alami yang tumbuh parasit di pohon. Setiap hari mereka selalu berkeliling di sepanjang aliran sungai menggunakan sampan. Bila ada tanaman anggrek yang jatuh ke air, akan diletakkan kembali ke pohon. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelestarian tanaman anggrek di hutan.
Wilayah Pelaik memiliki sekitar 50 jenis anggrek. Sedangkan Selimbau memiliki sekitar 40 jenis anggrek. Jenis anggrek yang tumbuh alami tersebut memiliki potensi untuk dijadikan objek wisata di danauSentarum. Wisata anggrek dapat menjadi pilihan utama pengunjung yang datang ke wilayah Danau Sentarum, yangsebagian besar didominasi oleh perairan. Transportasi yang digunakan masyarakat kebanyakan adalah sampan, sampan motor, ataupun motor Bandong (home boat).
Melihat tanaman anggrek yang hidup di pohon di pinggir sungai menggunakan long boat, memberikan kenikmatan tersendiri. Kicau burung Murai Batu, kelebatan burung Bangau dan Elang, menambah penyusuran sungai menjadi tidak membosankan.
Apalagi, rindangnya hutan memberikan kesan teduh kepada pengunjung. Alternatif lain bila pengunjung tidak menyukai tanaman anggrek adalah memancing. Jenis ikan yang ada di sungai desa mereka adalah ikan Baung, Lais, Toman, dan Patik.
Selain anggrek yang tumbuh alami di sepanjang aliran sungai, masyarakat Selimbau juga menjaga anggrek di daratan yang mempunyai luas sekitar tiga hektar.
Keelokan tanaman lain yang disuguhkan taman anggrek alami Selimbau adalah berjenis tanaman Kantung Semar (Nepenthes sp). Tanaman ini tumbuh menyebar di tanah yang terbuka dan cukup matahari, serupa dengan habitat anggrek.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H