[caption id="attachment_217412" align="aligncenter" width="322" caption="Ilustrasi/ Admin (shutterstock)"][/caption]
Anda boleh saja berbeda pendapat dan sikap dengan saya terkait akun pseudonim. Namun, jika kita merujuk nasihat bijak "jangan lihat siapa yang berkata, tapi (simak) apa yang dikatakan", maka bergunalah apa yang dikicaukan akun-akun anonim, yang sejak beberapa bulan terakhir memicu kontroversi.
[caption id="attachment_210797" align="alignleft" width="128" caption="Avatar @TrioMacan2000 yang mudah mengecoh kaum stalker..."]
Kecurigaan muncul, akun tersebut dikelola dengan motif ekonomis dan/atau politis sekaligus. Ada sebagian pelaku aktif media sosial menuduh administrator akun @TrioMacan2000 berbalik dukungan lantaran tidak terjadi 'deal' dengan pasangan yang 'didukungnya' semula, namun jasa kicauannya disewa oleh pasangan incumbent. Soal kebenaran tuduhan, sudah jelas sulit dibuktikan. Namun fenomena buzzer berbayar, bukan rahasia lagi di dunia jejaring sosial.
***
Sebuah akun (Twitter), tentu dibuat dengan maksud atau alasan tertentu, mulai untuk bersenang-senang hingga menyebar 'virus', baik positif maupun negatif. Yang positif, misalnya akun yang dikelola Mbak Silly untuk berbagi informasi mengenai kebutuhan darah melalui akun @Blood4LifeID. Berapa banyak orang terselamatkan lewat gerakan donor darah berikut kisah-kisah uniknya, serta pencerahan publik lainnya bisa disimak di blog dan Facebook yang dikelola Mbak Silly.
Selain itu, pun masih banyak akun bermanfaat, seperti @internetsehat sebagai sarana sosialisasi dan pendidikan penggunaan Internet dengan bijak dan bermanfaat. Akun itu menjadi pelengkap website internetsehat.or.id yang memiliki layanan untuk publik. Akun lain, misalnya @GUSDURians digunakan untuk berkomunikasi dan berbagi cerita atau mengingatkan publik terhadap gagasan-gagasan besar Gus Dur untuk keIndonesiaan, demokrasi, kesetaraan hak, pluralisme dan sebagainya.
Yang saya kategorikan negatif, tentu saja, adalah akun yang materi kicauannya ditujukan untuk kepentingan-kepentingan tertentu, baik secara personal maupun kelompok pengelolanya. @TrioMacan2000 saya masukkan pada kelompok ini, lantaran identitas administratornya disembunyikan. Kepentingannya, pun tak mudah dirunut melalui pesan-pesan yang ditampilkan lewat timeline-nya. Akun ini menurut saya, biasa 'menyerang' siapa saja, dengan maksud yang tak mudah dibuktikan.
Bagi awam, kicauan @TrioMacan2000 yang aktif sejak 1 April 2011 itu, akan dianggap berguna. Biodatanya sangat mulia, menyebut diri sebagai akun provokator untuk kejujuran, perangi korupsi dan kemunafikan. untuk pencerahan anak bangsa yang merdeka. Tak jelas bagi publik, siapa saja mereka yang mengelola. Yang jelas, sebaran perkara yang dikicaukan serta bobotnya, kadang melampaui jurnalis investigasi.
Pembelokan isu atau sebuah perkara bisa saja secara sengaja dilakukan oleh pengelolanya. Dengan 'bobot' informasi yang terkesan memadai (bagi awam), kicauan akun itu bisa saja diyakini sebagai kebenaran. Apalagi, jika benar, bahwa admin @TrioMacan2000 merupakan karib seorang petinggi partai politik berpengaruh. Sang politisi itu, yang kerap disebut terbelit sebuah perkara skandal korupsi, namun aman hingga kini, meski sebagian koleganya sudah mendekam di ruang tahanan KPK.
Selain @TrioMacan2000, akun @ratu_adil saya kategorikan sebagai akun abal-abal, tapi memiliki misi besar. Beberapa bulan lalu, akun @ratu_adil (aktif sejak 25 Oktober 2009) pernah dituduh membocorkan materi rapat terbatas yang dipimpin petinggi negeri. Kala itu, nama Dahlan Iskan dibawa-bawa, dengan tuduhan sedang mencari muka kepada rakyat Indonesia, terkait spekulasi bahwa pemilik Jawa Pos Grup itu ingin masuk bursa suksesi kepemimpinan pada 2014.