Pak Jokowi pun meneruskan ceritanya, dia tidak mau tergantung dan punya utang budi dengan siapapun. Disebutnya tiga nama pengusaha besar asal Solo, yang selalu menyatakan agar Pak Jokowi memberitahunya setiap ke Jakarta supaya bisa disiapkan kendaraan berikut sopir dan bahan bakarnya. Ketiga pengusaha itu, dua di antaranya berbasis usaha di ibukota, dan satunya berbasis di Solo, namun punya banyak kantor cabang dan gerai di Jakarta.
Rupanya, kisah menggunakan mobil sewaan di Jakarta itulah yang membuat saya memahami kenapa dia membeli Toyota Alphard untuk keperluan kedinasan. Ia tak mau tergantung pihak lain, juga utang budi terhadap pengusaha. Rupanya dia tahu risikonya, dan sudah banyak contohnya, terlalu banyak pejabat mudah tergelincir pada praktik kolusi dengan pengusaha, sehingga sebagiannya menikmati masa pensiun atau program pensiun dipercepat: di penjara!
Tentu, bukan penjara yang ditakuti Pak Jokowi. Ia hanya ingin bekerja maksimal, tanpa terganggu pikiran atau perasan tak enak sama ini dan itu, sehingga hasilnya benar-benar bisa dinikmati rakyat banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H