Mohon tunggu...
Citra Taslim
Citra Taslim Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seorang anak manusia dalam pencarian jati diri, ingin selalu bersemangat dalam sesulit keadaan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aborsi dalam Selubung Kata ‘Terlambat Datang Bulan’

25 Mei 2012   03:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:50 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari lalu saat browsing saya melihat iklah yang bertuliskan ‘terlambat datang bulan? kami solusinya’. kemudian saya mengklik iklan tersebut. entah penipuan atau bukan, yang jelas dituliskan biaya yang harus di transferkan, nomor rekening, dan nomor yang bisa dihubungi. tarif  berbeda sesuai dengan usia kandungan. semakin tua tentunya semakin mahal. Dulu saat pertama kali menginjakkan kaki di Semarang, dengan polosnya saya membaca tulisan dan mengartikan tulisan ‘terlambat datang bulan? kami solusinya’  secara arti yang sebenarnya. tulisan itu saya baca di tiang listrik. dalam aturan bahasa indonesia ada kalimat atau kata yang ambigu (bermakna ganda atau taksa). saat itu saya hanya berfikir: ‘wah kalau telat datang bulan karena siklus menstruasinya tidak lancar berati perlu menghubungi nomer itu. kemudian saya membuat pertanyaan lanjutan apa pentingnya ya menjaga siklus menstruasi?.’ Akhirnya kini saya tau bahwa saya salah kaprah waktu itu. jasa pengurusan terlambat datang bulan=aborsi. Sebenarnya saya sangat terkejut dengan fakta bahwa saya beberapa kali bertemu dengan rekan sesama wanita di usia yang juga relatif muda telah melakukan aborsi, pernah melakukan aborsi, ada juga yang sangat menginginkan aborsi tapi janinnya gagal untuk diaborsi. Saat ini menghilangkan nyawa karena ‘bayi yang tidak diinginkan’ sebenarnya marak. populer bagi orang yang terbiasa mengaborsi namun terselubung bagi orang yang memang tidak paham soal aborsi. Beberapa kali saya menitihkan air mata saat ada yang bercerita dengan getir saat harus memilih mengaborsi. saya menulis catatan seperti ini agar menjadi bahan pembelajaran bagi kita semua, semoga menginspirasi. cerita 1 Hamil diluar nikah dengan pacarnya, awalnya terjebak dengan kehidupan malam dan alkohol. secara pribadi benar-benar menolak aborsi, tapi sang pacar ngotot untuk mengaborsi karena mengikuti perkataan teman-temannya. “kalau sang pacar membiarkan anak itu lahir, dia pasti akan kerepotan. anak itu dianggap sebagai biang kesulitan, lebih baik digugurkan”. berbagai cara diusahakan agar si jabang bayi gugur, mulai dari pijat, makan jenis makanan tertentu, hingga akhirnya entah pil apa yang dipaksakan sang pacar untuk ditenggak si wanita akhirnya gugur juga. dengan diiringi penyesalan si cewek hingga kini. cerita 2 Sejak awal ngekost memutuskan sekamar dengan pacarnya. akhirnya setelah 2 tahun dengan pola kehidupan seperti itu si wanita hamil. dalam kasus ini si wanitanya yang ngotot ingin mengaborsi, karena masih ingin kuliah, sementara sang pacar sangat bahagia akan menjadi ayah. si wanita mengkonsumsi pil2 untuk aborsi. sampai 2 minggu terus-terusan pingsan. akhirnya ketahuan kalau dia ingin mengaborsi janinnya. tapi ternyata bayi itu memiliki keinginan hidup yang lebih kuat dari keinginan sang ibu untuk tidak melahirkannya. akhirnya mereka menikah dan kini hidup rukun, walaupun anaknya dititipkan ke neneknya. Aborsi bukan hal yang asing, tapi tidak menjadi sebanyak ini kasusnya dari tahun ke tahun. pembahasan soal aborsi pun bukan jadi hal baru, namun telah marak terjadi. Aborsi boleh dilakukan bila kondisi kehamilan akan membahayakan ibu&janin sesuai dengan pemeriksaan medis. Bila seorang wanita diperkosa dan ada laporan visum, segera kunjungi bidan atau RS maka boleh meminum pil pencegah kehamilan dengan rentan waktu tertentu, semakin cepat makin baik. kasus kehamilan karena diperkosa tentu saja berbeda dengan kasus diatas, mungkin sama dari segi ‘kecelakaan’ nya. Aborsi tentu saja sangat beresiko. membahayakan rahim, nyawa, dan bila bayi lahir ada kemungkinan cacat. dalam kasus aborsi yang salah bukan ‘si jabang bayi’ namun jabang bayi itulah yang kini harus mempertanggungjawabkan perbuatan calon ayah atau calon ibunya yang takkan dilihatnya. Jangan bikin anak, kalau belum siap punya anak. menurut saya punya anak atau mendidik anak itu pekerjaan yang sangat sulit, pasangan yang siap nikahpun harus mencari pola pendidikan yang cocok untuk karekter sang anak. setiap anak itu spesial. ada yang puluhan tahun menanti anak belum berejeki memiliki anak, ada yang diberi rejeki untuk punya anak malah dihapuskan rejeki itu. Sebenarnya kalau kita tidak bersinggungan langsung dengan orang yang ingin melakukan aborsi  mungkin tidak mengapa, sebagian orang bersikap acuh atau apatis saja. Menjadi dilematis saat teman/sahabat/ atau bahkan keluarga yang akan melakukan aborsi karena hamil diluar nikah. rasanya sangat tidak nyaman, apalagi bila meminta kita sebagai teman/sahabat atau keluarga untuk mengatar atau menemani membeli pil aborsi, bagaimanapun juga akan dibayangi perasaan bersalah. Bila anaknya lahir dianggap aib keluarga. namun bila menggugurkan anak  menghadirkan penyesalan luar biasa. Menjaga diri di jaman saat ini memang sangat sulit, dengan bebasnya pergaulan, dengan kontrol orang tua atau lingkungan yang lemah maka kasus aborsi akan terus bertambah setiap tahunnya. Ada organisasi Internasional yang mendukung aborsi bahkan jelas-jelas menawarkan pil aborsi dan kontak yang bisa di hubungi untuk wilayah Indonesia. karena tingkat kematian wanita untuk aborsi ilegal kini sangatlah tinggi. Pelegalan, sebagai maksud organisasi tersebut untuk mengurangi angka kematian wanita karena aborsi ilegal. Kini aborsi bukan barang baru. Mengontrol diri sebelum terlambat lebih baik daripada menyesali keputusan sesaat yang berimbas jangka panjang. sayangi dirimu, sayangi keluargamu. Lakukan hubungan badan di waktu yang tepat, setelah menikah. status aman, hubungan aman untuk masa depan yang lebih baik. Saya tidak ingin menghujat siapa-siapa. saya pun tak akan lepas dari ujian hidup. lebih baik saling mendoakan untuk kebaikan. Semoga saya selaku penulis dan yang membacanya belajar. hidup ini memang tidak mudah, jalani apapun yang dipilih dan pertanggungjawabkan pilihan itu. Terima Kasih 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun