Mohon tunggu...
David Irawan
David Irawan Mohon Tunggu... -

Penulis blog di http://bloguntuksehat.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Wahai para Pempimpin Bangsa (Curahan Hati)

25 Februari 2015   03:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:33 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah apa yang ada dipikiran kami, saat menulis artikel ini... seperti irama dangdut dengan judul gali lobang tutup lobang, yaah... kata itu tepat menggambarkan bagaimana kami menutupi hidup dengan hutang sana hutang sini demi menghidupi keluarga yang tidak akan pernah terdengar jeritan kaum miskin kota oleh para pemimpin bangsa ini, harga kebutuhan pokok terus mengalami kenaikan, dan berimbas kepada semua sektor.

KAMI TIDAK PEDULI tentang Politik yang hanya memainkan panggung sandiwara demi perutnya sendiri

KAMI TIDAK PEDULI tentang Hukum yang bisa diperjual belikan se-berapa dalam kantongmu

KAMI TIDAK PEDULI tentang HAM yang hanya bisa diberlakukan oleh orang-orang ternama

KAMI TIDAK PEDULI tentang Birokrasi yang hanya menggerogoti APBN atau APBD

KAMI TIDAK PEDULI tentang HANKAM karena hancur oleh segelintir orang demi kepentingan golongan

Wahai para pemimpin bangsa ini, yang kami pikirkan adalah bagaimana saudara bisa memikirkan kami, lapangan pekerjaan untuk kami, harga-harga kebutuhan pokok tidak naik, biaya pendidikan tidak tinggi, agar kelak anak-anak kami bisa lebih bermanfaat.

Wahai para pemimpin bangsa ini, yang kami pikirkan adalah DOA apalagi yang bisa kami panjatkan untuk memaafkan saudara-saudara yang telah membohongi kami, karena selama ini engkau tidaklah arif, adil dan bijaksana.

Wahai para pemimpin bangsa ini, yang kami pikirkan adalah kapankah kesadaran itu akan datang dari diri anda,  memberikan yang terbaik untuk bangsa ini, untuk rakyat indonesia, dan untuk masa depan anak cucu kami.

Kami memang kaum pinggiran, tetapi kami ada di UUD 1945, kami layak mendapat lapangan pekerjaan, kami layak mendapatkan kesehatan, dan bukan diperjual belikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun