Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Taksi Terbang

15 April 2024   16:55 Diperbarui: 16 April 2024   08:05 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi taksi terbang sedang melintas diatas kota modern di masa depan diolah menggunakan Ai Bing (Dokpri)

***

Ilustrasi taksi terbang sedang melintas diatas kota modern di masa depan diolah menggunakan Ai Bing (Dokpri)
Ilustrasi taksi terbang sedang melintas diatas kota modern di masa depan diolah menggunakan Ai Bing (Dokpri)

Akhirnya, kedua Pelaut Tua tersebut terbangun. Diikuti oleh Danesh. Seorang wanita berumur, mendekati dan memeluk pelaut tua, yang disebut Daeng. 

"Sudah Pak, sudah tua, jangan macam-macam.". Kata wanita berumur tersebut, yang ternyata isterinya.

"Ia Pak, hampir saja Bapak lewat!." timpal seorang anak perempuan. Anak tersebut, anak terakhir Daeng. Dia, datang bersama Ibunya, karena diberi tahu oleh Rendi. Kedua Pelaut Tua tersebut, sangat dikenal oleh waiter dan waitress di kafe Kopi Kong Djie.

Cuman mengherankan saja, keduanya bisa tersesat ke masa depan. Dimana Kota ini, di tahun 2045 mempunyai kendaraan mobil sejenis taksi kemana-mana bisa terbang layaknya pesawat.

Menjadi kenyataan. Apa yang diberitakan tentang Ibu kota Negara (IKN) Nusantara, yang merupakan Ibu kota negara baru, pengganti Jakarta.

Ketiganya, bersepakat tidak akan menceritakan, apa yang telah mereka lihat di masa depan. Biarlah, katanya menjadi rahasia mereka bertiga. 

Dan biar juga, orang lainnya mengetahui, seperti dulu, tidak ada telepon genggam, tapi sekarang ada. Berbicara tanpa menggunakan kabel, bisa dibawa kemana-mana. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun