Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Nasib dan Polah Caleg dari Jual Ginjal, Tarik Kembali Bantuan Hingga Stres Pasca Pencoblosan

20 Februari 2024   16:43 Diperbarui: 20 Februari 2024   16:56 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penghitungan kertas suara oleh KPPS disalah satu TPS disaksikan oleh Saksi peserta pemilu (Dokumen pribadi)

Kalah menang merupakan hal biasa. Tapi terkadang seseorang yang berkontestasi hanya bisa siap menang tapi tidak siap kalah!. Ditempat Penulispun, ada seorang caleg yang kalah suara di Pileg tingkat DPRD Kabupaten kota, membongkar kembali sumbangan mesin air bersih buat warga untuk menarik air dari sungai, Karena suaranya tipis perolehannya di kampung tersebut.

***

Caleg pun Ada yang stres pasca Pemilihan umum

Secara data resmi, berapa caleg yang stres pasca pemilu 2024 memang tidak ada rilisnya. Namun ada saja perkasus kejadian caleg stres pasca pemilihan. Aksi tidak wajar misalnya membongkar bantuan mesin air yang sudah terpasang, mencabut paving block, membongkar makam ataupun meminta uang sumbangannya kembali.

Stres pasca Pemilu 2024, bukan saja dialami Caleg yang gagal. Tim sukses Caleg pun bisa mengalaminya. Ini terjadi pasca pemilu dan banyak tuntutan sang caleg karena suaranya sedikit.

Gejala stres yang dialami dan terjadi diantaranya mengeluh susah tidur pasca pemilu. Terkadang mengalami halusinasi akibat suaranya yang tidak sesuai harapan. Dan terus dipikirkan. Dari sinilah tingkat stres makin tinggi. 

Bila stress makin berat akibat sudah terlanjur keluar banyak duit dan kalah adalah mengalami gangguan jiwa. Sampai saat ini penulis belum menemukan caleg didaerah saya yang gagal mengalami stres yang berat dan sampai mengalami gangguan jiwa.

paling banter hanya kecewa dan kesal, sudah membantu sumbangan pemasangan mesin penarik air bersih dari sungai buat warga kampung, tapi malah suaranya sedikit. Apa ini yang disebut ambil uangnya, jangan pilih orangnya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun