Bila ada seorang lulusan dari pendidikan guru penggerak (PGP) yang mengaku dirinya menjadi lulusan terbaik di satu Angkatan, perlu dipertanyakan. Memang tidak ada sistem rangking, nilai tertinggi maupun lulusan terbaik layaknya wisuda di sebuah perguruan tinggi atau Universitas.
Disertifikat kelulusan Guru penggerak juga tidak mencantumkan nilai berupa angka. Hanya sebutan baik atau sangat baik. Karena Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) sejalan dan selaras dengan Kurikulum Merdeka.
Kurikulum merdeka juga tidak menggunakan sistem rangking kelas dan lulusan terbaik. Tapi terkadang ada saja orang tua murid mempertanyakannya. "Kok tidak ada lagi rangking kelasnya?. Atau mempertanyakan dengan guru kelasnya saat pembagian rapor. "Siapa yang mendapat rangking 1,2, 3 dan seterusnya Pak guru?," kok tidak diumumkan?."
Begitupula dengan pengukuhan guru penggerak, ada saja sesama rekan guru penggerak mempertanyakan " Siapa ya, lulusan terbaik diangkatan kita?". Saya yang mendengar celetukan teman tersebut hanya tersenyum saja.Â
Seorang guru CGP yang akan menyandang label "Guru Penggerak" saja masih bertanya seperti itu, apalagi orang tua murid. Sesuatu yang wajar dan beralasan. Karena dalam penilaian kita terbiasa nilai tertinggi, rangking kelas, lulusan terbaik, dan sebagainya. Lalu menjadi bangga dengan sebutan tersebut.
***
Mengapa Guru penggerak tidak mengenal Lulusan terbaik?
Pendidikan Guru Penggerak memang di semangati oleh Kurikulum Merdeka. Di kurikulum merdeka menghargai keberagaman dan keunikan peserta didik, serta mengedepankan proses pembelajaran yang bermakna dan berdampak. Begitupa sebaliknya dengan program pendidikan guru penggerak.
Penguatan profil Pelajar Pancasila menjadi ruh keduanya, baik program guru penggerak dan Kurikulum Merdeka. Setiap orang mempunyai keunikan, kelebihan dan potensi diri yang berbeda-beda.Â
Yang jelas bagi guru yang mengikuti seleksi CGP dan dinyatakan lulus mengikuti program pendidikan guru penggerak. Mengikuti pendidikan sampai selesai CGP, merupakan guru-guru terbaik dari sekian ratus peserta yang mempunyai kesempatan yang sama. Pencapaian tersebut bukankah lulusan terbaik semuanya dari setiap angkatan?.
***
Itulah uniknya guru penggerak!. Ketika pendidikan berjalan, semuanya berkolaborasi. Didampingi oleh seorang fasilitator dan pengajar praktik setiap guru penggerak mengeksplorasi kemampuan diri masing-masing. Tanpa merasa diri lebih hebat, lebih pintar dari satu dengan yang lainnya.