Guru penggerak lahir ditengah kemajuan teknologi digital pendidikan yang berkembang kian pesat. Kodrat alam dan zaman saat ini, peserta didik berada di era revolusi industri 4.0. Era ini juga disebut cyber physical sistem, dimana menitik beratkan pada otomatisasi serta kolaborasi antar teknologi saber.
Bagaimana guru penggerak menjawab tantangan ini?. Tidak ada jalan lain. Guru penggerak harus terus belajar dan belajar memperkuat kemampuan Ilmu Teknologi (IT).
Slogan "bergerak, tergerak dan menggerak", akan kehilangan eksistensi dirinya. Kalau seorang guru penggerak tidak selalu meng-upgrade kemampuan teknologi digital yang dimiliki.
Napas sang guru penggerak adalah menciptakan perubahan. Perubahan itu dimulai dari ruang kelas, mengajar, mendidik, dan menghantarkan siswanya agar mampu menghadapi perkembangan zaman yang semakin kompleks.
Cara mengajar, pola mendidik juga mengikuti perkembangan zaman yang selalu berubah. Menciptakan merdeka belajar, dan profil pelajar pancasila.
***
Era revolusi 4.0 mengubah cara pandang tentang pendidikan. Bukan saja cara mengajar yang perlu diubah. Paling esensial adalah merubah cara pandang terhadap konsep pendidikan.
Guru harus dinamis, kreatif dan inovatif dalam mengembangkan proses pembelajaran peserta didik. Sehingga guru harus melakukan pembaharuan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara berkesinambungan.
Tantangan sebagai guru penggerak di era digitalisasi diharapkan bisa menjadi ujung tombak pendidikan baik disekolah maupun komunitas praktisi pendidik.
Guru Penggerak bisa menularkan virus baik melalui praktik baik di komunitas-komunitas guru. Misalnya berbagi praktik baik penggunaan flatform merdeka mengajar. Menciptakan budaya positif di sekolah, kurikulum merdeka. Dan berbagai aplikasi pendidikan yang berbasis data, dan daring.
***
Kompetensi digitalisasi Guru Penggerak