Hidup manusia layaknya sebaris kata-kata. Kita berkata pada orang lain, "jangan bergadang bila malam. Bawa istirahat. Jangan kelelahan. " Sapa nyana yang memberikan nasihat, pagi hari membuka hape sebuah pesan whatsaap masuk.
"Mba, tadi malam paman Anto meninggal dunia. Kepalanya pusing, sedikit mual-mual. Kemudian di bawa ke rumah sakit. Belum sampai ketujuan, ditengah jalan, ia sudah hilang." Bunyi pesan itu membuatku bergidik.
Kemaren pagi masih berbalas wa. Saling berbagi nasihat. Dan saling mengingatkan. Paman Anto pergi untuk selamanya. Pesan yang dikirim melalui wa masih segar dan belum dihapus.Â
***
Itulah misteri sebuah kematian. Kita tak akan tahu kapan, ia akan menghampiri. Hanya saja setiap yang bernyawa pasti akan mengalami yang namanya kematian.
Setiap perjalanan yang dilakukan dipermukaan bumi ini, pasti ada ujungnya. Terlahir menjadi bayi yang tak perdaya. Tumbuh dan berkembang menjadi balita, anak kecil, remaja, dewasa dan menua.Â
Walaupun semua fase manusia tidak selalu berakhir dengan sempurna sampai hidup menjadi tua. Seperti halnya Paman Anto. Aku memanggil untuk ponakannya.Â
***
Umurnya tergolong muda, belum mencapai kepala empat puluhan. Ia berpulang setelah semingguan, Ibunya meninggal dunia karena penyakit kanker.
Ia anak yang tergolong patuh pada orang tua. Selama Ibunya berobat, ialah yang mengantarkan bolak-balik Berau-Samarinda. Dengan mengendarai mobil kijang mengantarkan Ibunya ke Kota tepian.