Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Larangan bagi Calon Guru Penggerak dan Hoaks Bunker 900 Milyar Milik Sambo?

21 Agustus 2022   09:45 Diperbarui: 21 Agustus 2022   21:10 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi obrolan santai | Diolah menggunakan aplikasi canva (Dokpri)

Seleksi wawancara, merupakan rangkaian seleksi calon guru penggerak angkatan-7, sedang berlangsung. Setiap, peserta sebelum di lakukan Asesmen oleh Assesor yang mewawancara, di ingatkan agar jangan merekam, menshare, Assemen yang di lakukan Assesor ke media sosial.

Proses seleksi CGP yang perlu dipatuhi, dan diperhatikan

Ada sanksi, yang diterima bagi calon peserta Guru penggerak, yang melanggarnya. karena pertanyaan, dan asesmen dari assesor semuanya bersifat rahasia.

Sanksinya, bila dinyatakan lulus seleksi Calon Guru Penggerak (CGP), dan kedapatan men-share hasil wawancara, yang dilakukan oleh assesor dan tim seleksi Kemendikbud ristek, kelulusannya di anulir (dibatalkan), dan bisa dituntut dengan Undang-undang ITE.

Walaupun sudah diingatkan, sebelum Asesmen dimulai oleh assesor, masih saja ditemukan calon guru penggerak, merekam wawancaranya secara diam-diam, dan kemudian men-share ke chanel youtube, dan media sosial lainnya.

Dari obrolan santai, di sebuah group whatsaaps calon guru penggerak, dan juga group guru lainnya. Maksudnya men-share adalah sekedar berbagi informasi, dan juga dengan motivasi mendapatkan view dan subscriber chanel youtubenya.

Apakah CGP, tidak mengetahui aturannya? 

Penulis rasa semua guru yang mengikuti rangkaian CGP dari tahap simulasi mengajar, sampai dengan seleksi wawancara, mengetahui aturan seleksi, untuk menjaga kerahasian materi asesmen yang diberikan oleh Assesor saat menjalani tahapan.

Bagi penulis, apa yang disampaikan oleh assesor sebelum memulai asesmen dan wawancara, memang harus dipatuhi untuk menjaga kerahasiaan segala yang proses seleksi baik seleksi mengajar (mikroteaching), ataupun asesmen diproses wawancara.

Mengapa, masih saja ada CGP yang merekam, dan men-sharenya di media sosial?

Terkadang, sebuah aturan yang telah dijelaskan, dan ditetapkan sebagai rambu-rambunya, masih saja ada yang melanggarnya. Dari sekian banyak peserta CGP, ada saja yang tidak mengindahkannya, dan melanggar aturan tersebut.

Ya, resiko menjadi tanggung jawabnya sendiri. Dimedsos youtube, banyak sekali ditemukan chanel youtube, yang membuat konten proses seleksi CGP, baik dari seleksi mengajar maupun proses seleksi wawancara.

Alasannya, bila ditanya, pasti demi konten, mendulang penonton yang banyak dan memperoleh subscriber. Hehehe. Seharusnya, bisa bijaksana, mana yang dibolehkan, mana yang tidak dibolehkan. Motivasi berbagi yang salah, tentunya tidak dibenarkan.

Apa yang harus dipersiapkan CGP, menghadapi proses seleksi?

Ketika seorang guru mengikuti proses CGP, tentunya mempunyai motivasi dan nilai juang yang tinggi. Karena guru yang mempunyai nilai juang yang tinggi dan motivasi yang kuat, bisa menyelesaikan proses Pendidikan Guru Penggerak sampai selesai.

Bukan hanya bisa lulus mengikuti seleksi CGP. Tapi, bagaimana bisa menjalani Pendidikan Guru Penggerak (PGP) yang dilaksanakan selama 6 bulan, tahap demi tahap. Baik secara daring maupun luring.

Dan tentunya setelah selesai mengikuti proses PGP, ada arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh seorang guru penggerak. Sebagai Guru Penggerak, bisa menggerakkan semua komponen atau unsur yang ada di sekolah untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk memajukan pendidikan.

Banyak narasi positip tentang Guru Penggerak, ketika selesai mengikuti rangkaian PGP. Banyak harapan yang dibebankan dipundak seorang guru penggerak. Disinilah seorang guru penggerak terpanggil sebagai pemimpin pembelajaran yang menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan semua komponen pendidikan yang mewujudkan pendidikan berpusat pada murid dan menggerakkan komunitas belajar bagi guru di wilayahnya.

Bunker 900 Milyar di rumah Sambo, HOAK?

Gonjang-ganjing kasus Sambo, menyita perhatian publik dalam kurun waktu satu bulan lebih ini. Banyaknya oknum perwira dan pejabat dikepolisian terseret arus sambo merembet kemana-mana.

Setiap hari, pagi, siang, sore, bahkan malam, layar televisi, media online, media cetak, dihiasi oleh kasus Sambo. Kasusnya, menjadi headline dimana-mana. 

Dikompasiana, juga menjadi artikel yang hangat di ulas dan menjadi viral untuk dibaca. Bahkan dalam pengamatan penulis, artikel tentang bunker 900 milyar yang ditulis, banyak yang masuk tren pekan ini, dan mendulang puluh ribuan pembaca bagi penulisnya.

Memang netizen dan pembaca, terkadang menyukai sebuah tulisan yang kontraversial. 

Apa benar ada bunker 900 milyar, dirumah Sambo?

Isu memang cepat menyebar kemana-mana. penemuan uang ratusan milyar rupiah di rumah eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, saat penggeledahan, konon katanya masih tanda tanya.

Namun, informasi terakhir dari tim khusus yang melakukan penggeledahan di beberapa titik di rumah FS, tidaklah benar. Informasi ini, disampaikan Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan (20/8/2022).

Artinya, penemuan bunker di rumah FS, HOAK?

Kalau dari keterangan Kadiv Humas, itu adalah "HOAK", dan masyarakat diminta untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang kebenarannya belum dapat dipertanggung jawabkan.

Memang perkembangan kasus FS, saat ini sangat cepat, dinamis, dan bisa berubah dengan singkat. Komitmen Kapolri RI, Listyo Sigit Prabowo untuk menyelesaikan kasus ini seadilnya, perlu didukung dan dikawal masyarakat banyak.

Polisi baik, jujur, dan ikhlas dalam mengabdi kepada negara, dan mengayomi serta melindungi masyarakat itu banyak. Tidak sebanding, dengan kasus FS. Ibarat nila yang setitik, merusak susu sebelanga. Langkah terbaik jangan sampai nila setitik ini terus-terusan mencemari wajah kepolisian yang terus memperbaiki diri.

Dibawah Kapolri RI, Listyo Sigit Prabowo, kepercayaan masyarakat kepada Polri sangat meningkat. Dan menjadi anjlok sampai ke angka 28 persen, ketika kasus FS mencuat. Dan sekarang kepercayaan publik kepada Polri meningkat menjadi 78 persen. 

Semoga Polri, bisa berbenah, dan keluar dari kemelut yang membelitnya. Ini adalah pertaruhan institusi Polri, sesuai dengan arahan Bapak Presiden bahwa tidak ada yang ditutup-tutupi, semua dibuka sesuai fakta, dan ungkap kebenaran apa adanya," kata Listyo Sigit Prabowo.

Penulis berkeyakinan, Polri bisa menyelesaikan kasus FS ini dengan seadil-adilnya. Dan keluarga Brigadir J, mendapatkan keadilan dan hak-hak almarhum mendapatkan pemulihan nama baik, dari berbagai tuduhan bisa didapatkan, dari pembuktian dipersidangan dan pengadilan nantinya.

Kalau tidak Polri siapa lagi yang dapat dipercaya, menegakkan gerbang keadilan dan hukum. Polri merupakan bagian dari masyarakat sipil, yang bertugas melindungi, dan mengayomi masyarakat dari berbagai lapisan. Menjaga keamanan, dan kenyamanan, masyarakat diberbagai aktivitas sosial, kultur budaya dan politik di tengah masyarakat yang majemuk.

Sesuai dengan semboyan Polri di hari Bayangkara ke-76, yang menerapkan " Prediktif, Responsibilitas, dan Transparasi berkeadilan atau Presisi".(*)

Poto bersama sesudah Upacara bendera 17 Agustus 2022 | Dokumen pribadi
Poto bersama sesudah Upacara bendera 17 Agustus 2022 | Dokumen pribadi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun