Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cacar Monyet, Meninggalkan Bekas Sepanjang Hidup?

5 Agustus 2022   21:30 Diperbarui: 5 Agustus 2022   22:01 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cacar Monyet (Monkeypox), merupakan penyakit yang sifatnya Endemi. Dan katagori penyakit yang disebabkan oleh virus. Kebanyakan penyakit yang disebabkan oleh virus, memang agak bandel dan sulit disembuhkan, berbeda dengan penyakit yang disebabkan oleh Bakteri.

Virus Cacar monyet, termasuk ke dalam genus Orthopoxvirus dalam famili poxviridae, yang masih satu genus dengan penyakit cacar air (virus variola), virus vaccinia, dan virus cacar sapi.

Para ilmuwan, menemukan penyakit cacar monyet untuk pertama kalinya pada tahun 1958. Awalnya, wabah yang ditemukan mirip cacar yang menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian. Dari sini, diberi nama cacar monyet atau monkeypox.

Pertama kalinya, menginfeksi manusia, pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Setelah sekian lama tidak terdengar wabah cacar monyet, kembali merebak dari endemi pada suatu daerah tertentu, berubah menjadi pandemi.

Tercatat, sekitar 65 negara sudah tertulari penyakit cacar monyet, dan terkonfirmasi sekitar 16 ribu orang sudah terjangkiti virus cacar monyet. Penyebarannya terus berkembang, keberbagai negara lainnya.

Organisasi Kesehatan dunia (WHO) pun, telah menetapkan virus cacar monyet menjadi keadaan darurat kesehatan global. Dengan mewabahnya virus cacr monyet secara global, tentu membuat pusing dan membuat kekuatiran masyarakat dunia, karena merebak di tengah kasus Covid-19, yang belum sepenuhnya menghilang.

Bagaimana dengan negara Indonesia?

Dilaporkan, menurut Juru bicara Menteri Kesehatan RI, diduga penyakit cacar monyet (monkeypox) sudah masuk ke indonesia. Seorang pasien, yang diduga suspek cacar monyet, terdapat di daerah semarang, jawa tengah. Dan saat ini sedang menjalani perawatan, di sebuah rumah sakit swasta di Jawa Tengah.

Kalaupun benar, suspek tersebut terserang cacar monyet, ataupun tidak. Pemerintah, dan masyarakat harus tetap waspada. Dan tidak menganggap remeh penyebaran cacar monyet. 

Menteri kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pada akhir Juli 2022 juga melaporkan adanya 9 pasien suspek cacar monyet di Indonesia. Dan kemudian, setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan dinyatakan negatip cacar monyet.

Indonesia patut waspada, karena negara tetangga yang sering dikunjungi pelancong dari Indonesia, yaitu Singapura menyatakan ditemukannya seorang turis berasal dari Nigeria yang sedang mengikuti lokakarya dinyatakan positip terkena cacar monyet.

Pahami gejala, dan cara penularan cacar monyet

Gejala umum yang ditimbulkan oleh penyakit cacar monyet, mirip dengan penyakit flu, di awali dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, kedinginan, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. 

Dan selanjutnya, berkembang menjadi ruam yang dirasa menyakitkan dan menyebar ke seluruh tubuh.  Di Amerika serikat, ditemukan pada kasus baru cacar monyet, pada beberapa pasien merasa nyeri pada anus dan rektum, dan sensasi harus buang air besar saat usus kosong (tenesmus).

Ciri khas penyakit cacar, yang sering dialami ketika mewabah, seperti halnya penyakit cacar air, cacar api, yang terkatagori penyakit cacar biasa, menyebar melalui kontak dekat, dari kulit ke kulit, maupun luka atau koreng.

Virus cacar monyet, ditularkan dengan cara yang sama. Melalui kontak dengan benda, kain, tempat tidur, handuk, serta melalui percikan pernapasan atau cairan mulut dari orang yang terkena cacar monyet.

Bagaimana melakukan pencegahan tertular penyakit cacar monyet?

Menjaga kebersihan tubuh, mencuci tangan, dan menggunakan masker ketika pandemi covid-19, sepertinya merupakan cara yang ampuh untuk melakukan pencegahan. 

Seiring melandainya pandemi covid-19, membuat abai masyarakat menggunakan masker. Hal ini juga disebabkan, dengan prosentase meningkatnya vaksinasi dan banyaknya orang sudah terinfeksi dan sembuh. Sehingga masyarakat, beranggapan sudah terbentuknya kekebalan secara komunal.

Namun, mulai merebaknya cacar monyet, perlu di tingkatkan kembali kesadaran masyarakat menjaga kebersihan, dan penerapan mencuci tangan, dan menggunakan masker ketika berada di keramaian, maupun di dalam ruangan.

Memang, diakui masyarakat sudah mulai jenuh, dengan merebaknya berbagai penyakit menular dalam kurun 1-2 tahun ini, yaitu Covid-19, kemudian muncul isu merebaknya penyakit hepatitis akut. Dan sekarang cacar monyet, yang suspeknya sudah ditemukan di daerah jawa tengah.

Masa inkubasi atau interval inpeksi sampai muncul gejala, rentang waktunya 6-16 hari. Bisa saja orang yang bepergian dari luar negeri, yang saat ini mewabah cacar monyet, ketika datang masih dalam keadaan sehat. Mengingat interval cacar monyet, dengan munculnya gejala cukup lama rentang waktunya, sekitar 4 minggu.

Benarkah cacar monyet, menimbulkan bekas sepanjang hidup?

Ciri khas cacar, memang menimbulkan ruam, dan bintik-bintik merah disekujur tubuh. Dan yang membahayakan, bila cacar tersebut terkena didaerah wajah. Bisa menimbulkan bekas berupa bopeng, yang sulit dan tidak hilang sepanjang hidup. 

Begitupula dengan cacar monyet, menurut Dr.Hadianti, menjelaskan bekas infeksi virus cacar monyet tidak bisa hilang, dan membekas pada kulit, dan membuat kerusakan yang cukup dalam.

Diakhir tulisan ini, penulis juga menghimbau agar kita semua, rajin mencuci tangan dengan air sabun ataupun hand sanitizer, terutama sebelum memasak, mengolah makanan, sebelum makan, sebelum menyentuh hidung dan mata. Maupun ketika membersihkan luka atau koreng dianggota tubuh.

Dan bila ada hewan peliharaan diduga terinfeksi virus cacar monyet, ada baiknya segera dibawa ke dokter hewan, dan jangan dibiarkan berkeliaran. Dan yang terpenting juga, gunakan sarung tangan dan masker, sebelum kontak dengan hewan peliharaan.

Beberapa gejala, yang patut di waspadai pada hewan peliharaan yaitu : demam, batuk, mata merah, hidung berair, hilang nafsu makan, ruam atau bintik merah dikulit dan bulunya rontok.

Tetap waspada, dan selalu menjaga kesehatan diri dan keluarga. Walaupun cacar monyet mempunyai tingkat kesembuhan yang tinggi. Namun bekas yang ditimbulkan oleh cacar monyet pada tubuh, bisa meninggalkan tanda, bekas dan jejak di badan kita, terutama di daerah wajah yang tidak bisa hilang sepanjang hidup. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun