***
Baik di SD Negeri, dan Madrasah, aku sama-sama duduk di Kelas Empat. Dan anak dikampungku, rata-rata bersekolah di SD dan Madrasah. Sehari-harian, berada di sekolah.Â
Di Madrasah, sangat menyenangkan. Karena jam bermain dengan teman sebaya lebih banyak. Setelah jam rehat, Aku dan teman-teman sekelas, pergi kedepan pagar sekolah. Disana Pakle Gimbot, menunggu anak-anak yang ingin bermain.Â
Paklek Gimbot, menyewakan mainan gamewatch didepan pagar sekolah. Kami menyewa, gimbot yang disewakan, dengan di kasi tali tiap gimbotnya. Aku senang menyewa game wanted. Game, yang memainkan seorang bandit yang menyerang bar, dan menghadapi serangan sherif, dan beberapa bom yang dilemparkan ke bandit.
Bila bom atau bola bowling, yang dilemparkan meledak, atau mengenai bandit, maka kalah. Bila sampai tiga kali terkena, akan game over. Sekali permainan membayar Rp.100,-.Â
Ada juga game pesawat ruang angkasa, yang bila menang, pesawatnya tambah besar. Sangking asiknya bermain Gimbot, bila pulangan sekolah, masih duduk melapak lagi, di penyewaan Paklek. Sampai uang jajan, habis dibuat main game, baru pulang kerumah.
Entah, datang darimana Paklek Gimbot, yang membawa mainan terbilang canggih waktu itu, membuat anak-anak Madrasah kecanduan untuk bermain. Awalnya selalu kalah, dan selalu game over. Paklek Gimbot sangat senang.Â
Gimbotnya, jadi laris. Anak-anak bergantian bermain, dengan waktu singkat. Dan uang jajan pun terkuras, masuk kantong Paklek Gimbot. Harga sewa, lumayan, kalau dibelikan kue pilus, yang di dalamnya ada gula merah, bisa dapat 4 biji.
Aku dan teman dapat belajar cepat. Kami mulai memahami pola permainan game wanted, pesawat luar angkasa, ataupun kungfu Shoalin. Sekitar seminggu, kemudian, kami jago semua memainkannya.Â
Durasi bermain menjadi lama. Terlihat air muka Paklek Gimbot kurang senang. Pundi-pundi penghasilannya berkurang. Dihari-hari berikutnya, Paklek Gimbot, tidak pernah kelihatan lagi.Â