Lain halnya, dengan aksi hadang truk yang dilakukan para bocah, saat mereka melaju di jalanan, tiba-tiba muncul sekumpulan bocah berdiri ditengah jalan raya, menghadang lajunya truk, layaknya super hero. Dengan dekatnya jarak, tentu kesempatan sopir melakukaan pengereman, hanyalah sia-sia.
Belum lagi rasa panik, kaget, dengan penghadangan tiba-tiba. Bisa saja para sopir truk, yang tengah melaju, menganggapnya, para begal, atau pemalak jalanan. Tidak fokus, dan salah pemahaman, membuat mereka tambah tancap gas, atau salah injak rem. Yang terjadi adalah tabrakan pada para bocah.
Pentingnya, Edukasi orangtua, kepada anak saat berada diluar rumah
Usia remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak. Usia inilah, pencarian jati diri anak, dan rawannya dalam pergaulan sesama anak.Â
Sampai disini, peran dan tanggung jawab orangtua, untuk memperhatikan pergaulan anak sangat diperlukan. Memberikan pengawasan, dan edukasi  kepada anak, saat berada diluar rumah.
Pentingnya, memilih teman, sehingga tidak salah pergaulan bagi anak, sangat menentukan tumbuh kembang anak, dimasa kritis dalam pergaulan. Pada Usia 11-19 tahun, merupakan masa transisi, mencari jati diri sebagai seorang remaja.
Membuat konten, dimedia sosial, dengan melakukan aksi berbahaya di jalan raya, melakukan aksi hadang truk, bukan hanya merugikan dirinya sendiri, tapi juga orang lain sebagai pengguna jalan raya.
Tabrakan beruntun bisa saja terjadi, sehingga korban akan bertambah banyak, akibat aksi gila para bocah, yang menginjak usia remaja, hanya demi konten. Kadang aneh juga, apa tidak ada konten lain yang lebih aman, dan kreatif ketimbang menghadang truk yang melaju di jalan.
Misalnya membuat konten berburu hantu, di rumah kosong, di hutan, atau tempat angker lainnya. Rasanya lebih aman, dan konten horor juga mempunyai jumlah penonton yang banyak, apalagi dibuat secara live. Semoga, ingin viral dengan membuat konten aksi hadang truk, membuat para bocah, menjelang remaja, menjadi sadar.
Buat apa membuat, konten dan menjadi viral ditonton ribuan, bahkan jutaan view di media sosial, sementara pembuat konten sudah berada di alam kubur, tidak dapat menikmati cuan yang dihasilkan video konten tersebut (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H