Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Beranda Rumah di Atas Bukit

13 Mei 2022   19:12 Diperbarui: 13 Mei 2022   19:21 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dameambarita.wordpress.com

Hanya radio yang mendayu-dayu gelombang jauh

Secangkir kopi pahit dan lampu kaleng susu, bersumbu 

teman setia, teman dekat tanpa suara 

Aku duduk, diberanda rumah diatas bukit  

Kuterlena pada bayang-bayang hutan

Entah apa yang kucari disini, hanya sebuah pengabdian

Aku telah mengikat janji pada sebuah ketidak pastian

perjanjian seorang guru dengan kekasih


beranda rumah diatas bukit

teman setiaku, ditengah hutan belantara, sunyi

Adakah yang bersedia bersama disini

menjadi teman dalam kesunyian hati

kucoba merangkai kata terindah buatmu


Sepucuk surat kutuliskan buatmu

diberanda rumah diatas bukit

semua harapan, masa depan buatmu

dan bisikmu yang kusimpan diam-diam

dalam sebuah catatan pengembaraan


Berau, 30 Mei 1999


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun