Tidak meyakini kenabian Nabi Muhammad dan keaslian Kitab Suci Al-Qur'an adalah hak umat Kristen. Umat Islam harus menghormati kepercayaan mereka walaupun bertentangan dengan ajaran Islam. Dengan catatan, keyakinan itu disamp aikan dalam ruang lingkup intern pengajaran agama umat Kristen. Begitu pula sebaliknya. Meyakini bahwa merayakan dan mengucapkan selamat Natal tidak diperbolehkan bagi umat Islam adalah hak umat Islam. Umat lain harus menghormatinya walaupun bertentangan dengan keyakinan mereka. Dengan catatan, keyakinan itu disampaikan dalam ruang lingkup intern pengajaran agama umat Islam. Agama Islam sejak dahulu telah mengajarkan bentuk toleransi antar ummat beragama yang benar seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Salah satu bentuk toleransi dalam Islam adalah menghormati keyakinan umat lain. Bentuk nyatanya adalah saling menghargai perbedaan, hidup rukun damai, dan menghormati umat beragama lain yang sedang menjalankan ibadah di hari-hari keagamaan mereka. Sebuah foto hari ini beredar di jejaring sosial. Kalau foto ini asli (bukan hoax atau rekayasa), dan benar-benar dipasang di jalanan umum (bukan di lingkungan intern umat Islam), maka spanduk di foto ini bisa dianggap sebagai perbuatan yang tidak menghargai keyakinan umat beragama lain. Nasehat yang sebetulnya baik dan merupakan hak prerogative keyakinan umat Islam, menjadi sebuah ajakan yang memprovokasi dan sangat merusak kerukunan umat beragama di Indonesia. Tidak sepatutnya sebuah nasehat yang harusnya disampaikan secara langsung kepada umat Islam, dipasang di tempat umum yang bisa dibaca siapa saja, termasuk oleh umat Nasrani. Ini akan menyakiti dan menciptakan ketidaksimpatian umat lain !! Tentunya umat Islam juga tidak suka apabila ada umat lain memasang spanduk di tempat umum dengan tulisan"Umat Kristen haram hukumnya mengikuti sholat Idul Fitri."Apalagi dengan ditambahi kalimat"yang merusak dan mencopot spanduk ini berarti musuh Kristen". Ya, siapapun tahu, umat Islam tentu tidak akan mempermasalahkan bahkan setuju apabila umat Kristen tidak ikut sholat Idul Fitri. Tetapi kalau spanduk itu terpampang di tempat umum dengan gaya bahasa seperti itu dan penekanan pada masalah keharamannya, saya yakin umat Islam juga akan tersinggung dan marah. Kesannya, spanduk itu cari gara-gara dan cari musuh banget. Kita ini ternyata masih banyak yang belum faham PRAKTEK BERTOLERANSI antar umat beragama yang benar. Kita masih perlu banyak belajar ilmu komunikasi. Masih banyak yang tidak menyadari bahwa cara yang dilakukan justru membuat pesan yang ingin disampaikan menjadi tak sampai. Segala sesuatu yang berkaitan dengan SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) harus disampaikan secara bijak dan berhati-hati. Apalagi hal yang disampaikan melibatkan keyakinan umat beragama lain. Jangan sampai maksud baik menjadi terkesan buruk dan sia-sia hanya karena cara penyampaian yang salah. Apa yang terjadi di tanah air akhir-akhir ini menunjukkan ketidakmampuan sebagian dari kita untuk menahan diri dari mengeluarkan statement yang bisa terkesan"memusuhi"keyakinan yang dipeluk sesama umat beragama. Contoh yang baru saja terjadi , masalah penundaan izin pemakaian jilbab bagi polwan, masalah adanya Fans Page yang mengolok-olok tokoh agama yang merembet ke keyakinan umat tertentu, masalah rencana penghapusan kolom agama dan yang sekarang ini masalah spanduk yang bisa memprovokasi umat Nasrani dan berpotensi menodai kerukunan umat beragama. Semua itu benar-benar menodai toleransi umat beragama di Indonesia. Seharusnya semua hal yang berpotensi memprovokasi dan merusak kerukunan umat beragama harus dicegah. Apabila sudah terjadi, harus bisa ditindak secara tegas oleh pihak yang berwenang. Kalau tidak, bangsa ini akan makin terpecah belah dengan permasalahan yang sama. Masalah agama. Padahal sesungguhnya bukan agamanya yang bermasalah, tapi pemeluknya yang kurang ilmu dan mudah berprasangka buruk. Dan ini merata terwakili pada masing-masing umat beragama di Indonesia. NB : Anda pun, ketika memasang foto ini tanpa keterangan apapun, akan bisa dinilai menyebarkan, memprovokasi dan menyinggung perasaan umat lain. Dan itu akan merusak toleransi umat beragama. "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."(Surat An-Nahl, Ayat :125) "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang TIDAK MEMERANGIMU karena agama dan TIDAK JUGA MENGUSIR KAMU dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (Surat Al Mumtahanah, Ayat : 8 ) Sumber foto : Wall FB Sumhaji Alfarozi dan Purba Kuncara . Mohon izin penggunaan fotonya dan matur nuwun. Semoga menyadarkan kita akan makna toleransi yang sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H