Bermula dari peristiwa kemarin (16 agustus) adalah jatah saya untuk masuk kerja shift 3, tetapi entah kenapa jam 07.00 ponsel berdering . Begitu mendapati yang telepon adalah atasan, serta merta saya menyambut ponsel dengan rada gemeteran takut terjadi apa-apa dikantor. tapi ternyata praduga tersebut salah. Saya mendapatkan panggilan telepon dari Kantor (bersama Supangkat) untuk membahas cuti bergiliran waktu lebaran plus dapat THR tambahan..Asyeeek.
Mengingat posisi saya sebagai teknisi jaringan bersama salah seorang rekan saya (Asrofil) untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan jaringan. Bukan tidak mungkin apabila saya melewatkan lebaran dirumah.
Secara umum, istri saya mengetahui percakapan kami melalui telepon, dan berinisiatif untuk ikut bersama saya(mungkin beralih alih biar kecipratan THR). Saya yang terlanjur mngeiyakan keikut sertaan istri akhirnya tidak bisa berkelit. Dan kebetulan istri juga butuh vacation selama liburan.
Begitu sesampainya dikantor, semuanya berjalan dengan yang telah saya perkirakan. Namun Gelagat aneh mulai timbul setibanya kami dirumah. Padahal uang THR sudah saya kasih , tetapi secara perlahan sang istri mulai terlihat emosianal & histeris yang menurut saya sangat tidak beralasan. Dan baru kali ini saya dibuat bingung oleh kelakuan istri yang marah tanpa sebab jelas. Sementara sang suami yang sedang menjalankan puasa hanya isa cengar-cengir, ngomong ngalor ngidul tanpa bisa meredam emosi istrinya.
Dalam keadaan genting. saya hanya sanggup berdoa kepada yang maha kuasa agar istri bisa disadarkan dari pengaruh guna-guna. Namun setelah satu jam lamanya tidak menunjukkan hasil, saya hanya berinisiatif untuk diam seperti stupa, mengharapkan datangnya keajaiban seperti di sinetron tipi.
Hati ini makin komat kamit, bersikeras saya berdoa, doa apapun yang bisa saya lafadzkan. Adapun doa masuk WC, niat sholat taraweh, sebelum wudlu,  dll dengan harapan sang istri tenang dulu
Beberapa menit kemudian istri saya sepertinya sudah mulai menunjukkan perangainya yang jinak sehingga dengan mudahnya saya mengajak komunikasi secara manusiawi.
Istri. "Kenapa sih mas, sampean g pernah cerita selama ini?"Saya (yg tetap bingung), "Cerita Opo sih beib?"
Istri, "Sampean itu lho mesti Gak pernah merasah salah"
Saya, "Memangnya Tsuneo ini salah apa toh ndoro putri?"
Istri(kembali hiteris), "KENAPA SAMPEAN MAIN TENIS 3 BULAN SEKALI, TAPI G PERNAH CERITA, G NGAJAK-NGAJAK LAGI?"