Mohon tunggu...
Heru Prasetyo
Heru Prasetyo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Belajar menjadi dhuafa yang ingin belajar menulis, tapi tidak sepenuhnya sadar apa yang hendak ditulis.

Dont Forget to visit my blog in here https://blogermie.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

4 Permaafan Saya yang Beraroma Soto

17 Agustus 2012   20:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:36 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang berbeda hari ini, itu tampak ketika saya membolak-balik kalender. Ada beberapa perasaan gundah gulana sebelum tidur( Mungkinkah saya sedang datang bulan?? ) Oh, tidak Saya merasa sangat berpikiran "anarkis :Baca Menganiaya" terhadap beberapa orang yang selama ini saya kenal. Perasaan yang berisi kebencian yang membuat dosa, karena diantara mereka, tak sekalipun menyakiti diri saya, baik secara fisik tindakan maupun perkataan. Sungguh tidak adil bagi mereka dan berdosa bagi saya jika tanpa alasan jelas membenci mereka. Jujur saja , selama ini berteman dengan siapapun saya tidak terlintas untuk membenci mereka satupun. Bahkan jika satu diantara kalian memproklamirkan jadi musuh pun, saya tidak akan membenci. Semua masih tetap sama, saya tetap akan menyapa, bercanda, bercis-cus gak penting karena saya tak membenci dan menganggap kalian sebagai musuh. Tapi ada hal yang aneh dibeberapa orang ini, mereka sama sekali tidak mengenal saya tapi kebencian membuat saya tidak membiarkan mereka ngomong sedikitpun, bahkan disaat mereka ngomong baik dan benar. Melihat wajah pun terasa jenuh, segera berpaling muka selain melihat mereka. Karena saya tahu jika terus menatap sorot mata dan mendengar omongan mereka, hanya menambah dosa. Itu kemarin, saat ini saya putuskan tidak membenci mereka. Apapun yang mereka perbuat, katakan, feedback, de-el-el, saya akan bersifat apa adanya. Siapa mereka?

  1. Bapak Abu Rizal Bakrie Saya warga sidoarjo. Sejak mengenal anda di stasiun televisi Metr* TV, saya mulai gelagapan dengan janji ganti rugi lumpur lapindo yang sampai saat ini belum beres. Semua tindakan anda sebenarnya benar, cuma agak lebay. Terlalu berambisi jadi presiden hingga lumpur permasalahan yang

belum beres tersebut meluber kemana-mana. Bahkan terucap dalam hati "semoga dagu anda bertambah sexy" karena membanjiri kebohongan terhadap korban lumpur lapindo Sekarang saya sudah hafal pancasila kok pak , dan berjanji tidak akan mengumpat anda, tetap semangat semangat ya pak dengan dagu anda sekarang "be your self". ada baiknya saya membenci karyawan anda yang lalai saat ngebor sumur. Sekali lagi mohon maaf Mas Saiful Jamil Sebagai lalaki tulen, anda adalah orang baik. Hanya saya tidak suka dengan gaya anda yang sok ngganteng, sok kece, sehingga dengan mudah melukai perasaan wanita seperti berita yang saya dengar di tipi-tipi (jadi ingat sinetron PPT). Yang saya benci selama 26 tahin hidup ialah karena saya sangat tersaingi oleh ke"ngganteng"an anda. Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Biarkan Istri saya yang menilai dan mengomel. Kita buktikan di pemilu 2014 nanti siapa diantara kita yang paling ngganteng dan sedap. sekali lagi Maaf Mas Syaiful Jamil Mbak Nikita Mirzani di Akhir 2011 saya pernah membenci anda karena tidak memiliki selera berbusana yang baik. "pating pecotot" dengan konten yang menuai sensasi. Saya janji, jika anda berkomentar saya akan mengeraskan hati saya bahwa "setiap orang punya pendapat yang benar bagi dirinya". Kini saya sudah bisa membuka mata dan memaklumi, bahkan anda tutup semuanya pun saya memaklumi. sekali lagi Maaf mbak Nikita Mirzani Beberapa kompasianer Kompasioner ibarat pion catur yang punya tugas sendiri-sendiri. Tak dapat dipungkiri kecermatan mereka menilai sesuatu dari tulisan orang lain, juga bisa menjadi bumerang bagi saya. Karena saya berkawan dengan manusia maya yang jelas-jelas belum tahu tabiatnya. Jadi, Positiv thinking adalah cara yang arif karena saya tak sedikitpun membenci dan menganggap mereka sebagai musuh. [caption id="" align="aligncenter" width="394" caption="sumber foto: blogdetik.com"][/caption]

Untuk itu Buat beberapa Rekan kompasianer semua, saya sekeluarga mengucapkan mohon maaf lahir dan batin jika ada salah kata. Semoga Ramadhan ini, menjadikan diri kita semakin menyayangi diri sendiri demi meraih kemenangan.

4 orang tersebut dulunya membuat hati saya selalu berprasangka, semoga dengan meminta maaf, hati saya menjadi "agak adem" di malam sahur terakhir ini. Oh ya sebagai bentuk permohonan maaf, tidak ada surat-suratan ya (gara-gara nazarudin, korespondesi ala kartini bisa happening lagi nih!!) ,karena saya tak mengetahui alamat masing masing dari pembaca yang budiman. Saya yakin ada pihak yang tersinggung, untuk itu saya dengan setulus hati meminta maaf yang sebesar-besarnya. Tapi sebelum menarik saya ke meja hijau, mari bersama-sama menarik diri ke maja makan.. karena sudah waktunya sahur... By the way, menu sahur hari ini, saya makan nasi kuah soto loh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun