Mohon tunggu...
Sopyan Haris
Sopyan Haris Mohon Tunggu... -

Pernah menjadi Presidium GaMa DePI (Forum Penggagas Masa Depan Peternakan Indonesia) tahun 2002 dan kini aktif sebagai bagian dari Industri Perunggasan Modern di Indonesia. Berharap juga mampu memberi andil positif dalam perkembangan Industri Perunggasan Indonesia yang mampu menyediakan protein hewani (daging ayam dan telur) yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia untuk menyongsong Indonesia Bangkit 2020.

Selanjutnya

Tutup

Money

Mencegah Rugi pada Bisnis Ayam Broiler....

6 April 2010   13:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:57 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Apa itu ayam broiler ?? kita dapat kembali membaca artikel saya terdahulu yang berkaitan dengan Fried Chicken Tentang Bisnis Ayam Broiler yang rugi seperti yang dikeluhkan oleh Sdr. Emonk sebagai berikut... === Saya Emonk, seorang pengusaha kecil di bidang peternakan yaitu beternak ayam broiler, tapi setalah 3 kali panen, saya cuma 1 kali mendapat keuntungan itu pun cuma sedikit, sisanya 2 kali rugi. Nah, saya mau menanyakan bagaimana cara menyiasati untuk meningkatkan penghasilan dari usaha tersebut? Mohon petunjuk dan arahannya. Terimakasih. === Pak Erias Sumarna pun memberikan tanggapan secara general di http://ekonomi.kompasiana.com/2010/02/08/menyiasati-usaha-yang-rugi/ === Sebagai seorang yang sedikit memahami Bisnis Ayam Broiler, maka saya ingin berbagi juga, semoga bisa menjadi pencerahan bagi pebisnis broiler yang lain. Dalam Bisnis Ayam Broiler, khususnya di lini budidaya, potensi kerugian bisa kita pilah dari 2 faktor utama, yaitu : 1. Rugi karena harga jual yang jatuh, atau 2. Rugi karena produktifitas ayamnya yang rendah. Bila rugi karena harga jual yang jatuh, maka penjelasannya adalah seperti ini. Untuk bisnis ayam broiler, memang sebagai pengusaha, seorang peternak tidak mampu menguasai harga panen. Sebesar apapun kapasitas populasi yang dia miliki, dia tidak mampu mengendalikan harga jual panennya. Harga jual ini lebih dominan dikuasai oleh kemampuan market ayam besarnya alias "livebird". Tidak bisa juga dilepaskan oleh ada atau tidaknya momen keagamaan yang biasanya mampu menyerap ayam lebih besar. Bila rugi karena produktifitas ayamnya yang rendah, maka solusinya adalah: Evaluasi dulu apa yang menyebabkan produktifitasnya rendah, apakah karena faktor kualitas bibit yang rendah, faktor kualitas pakan yang rendah, atau faktor kualitas metode pemeliharaan yang buruk. Satu kunci yang selalu kita pegang dalam bisnis ayam broiler yang saat ini sudah menggunakan Strain Ayam Modern adalah "kita harus memberikan apa yang dibutuhkan oleh ayam tersebut, maka nanti ayam akan memberikan hasilnya kepada kita". Pertanyaannya adalah "Apa yang dibutuhkan oleh ayam tersebut ..?" untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus kembali melihat karakteristik dan persyaratan teknis yang dibutuhkan oleh Strain ayam yang kita pelihara. Dan ini sangat mudah kita pelajari, karena masing-masing strain sudah mengeluarkan Management Guide-nya sendiri. Mau tidak mau maka kita masih harus selalu belajar kepada ayam, walaupun kita sudah tidak menjadi mahasiswa peternakan, karena strain ayam selalu berkembang sehingga ilmu memeliharanya juga ikut berkembang. Ayam akan bertindak jujur. Bila nutrisi dan lingkungan yang dibutuhkan oleh ayam dapat kita berikan secara optimal, maka Insya Allah ayam akan beribadah dengan memberi hasil kepada kita sebagai pemilik ayam tersebut. Sekali lagi, faktor harga tidak mampu dikontrol oleh pebisnis ayam broiler, yang dapat dikontrol adalah mengoptimalkan produktifitasnya, untuk itu dengan "Hati dan Science" Mari kita Bicara Perunggasan di Blog Prunggasan Indonesia http://www.unggasindonesia.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun