Mohon tunggu...
Sopyan Haris
Sopyan Haris Mohon Tunggu... -

Pernah menjadi Presidium GaMa DePI (Forum Penggagas Masa Depan Peternakan Indonesia) tahun 2002 dan kini aktif sebagai bagian dari Industri Perunggasan Modern di Indonesia. Berharap juga mampu memberi andil positif dalam perkembangan Industri Perunggasan Indonesia yang mampu menyediakan protein hewani (daging ayam dan telur) yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia untuk menyongsong Indonesia Bangkit 2020.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

S.Pt = Sarjana Penuh Tantangan.....

6 April 2010   12:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:57 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya cukup tertarik dengan artikel dari salah seorang kompasianer dengan profile "ekabess" yang berjudul Reposisi Mahasiswa Peternakan Indonesia yang beralamat di sini ... Setelah membaca artikel tersebut yang bernuansa cerpen, akhirnya saya ingin membuat tanggapan. ========================================================================= Cerpen yang cukup menarik dan setting situasinya mirip dengan pengalaman saya juga ketika masih study dahulu. Bila memang situasi seperti itu masih terjadi di tahun 2010, itu artinya adalah belum ada pergeseran berarti dari dunia kampus Peternakan Indonesia jaman saya study sampai sekarang ini. Bahasa lainnya adalah "Kebuntuan wawasan mahasiswa terhadap dunianya nanti selepas study, masih menjadi bayang-bayang gelap yang mengkhawatirkan". Sekedar sharing untuk teman-teman yang sedang berjuang study di peternakan, saya tuangkan beberapa pemikiran saya : 1. marilah berfikir bahwa dunia peternakan itu tidak identik dengan kotor, bau, tidak mempunyai nilai ekonomis dan semua hal yang bersifat pesimistis. Kita harus berfikir bahwa peternakan sudah masuk ke ranah Industri, artinya efisiensi dan efektifitas akan berlaku di situ. 2. untuk yang masih study saat ini, tetaplah Anda fokus terhadap peternakan dari sisi keilmuannya, dari sisi dasar ilmu biologinya. Percaya atau tidak percaya, kemajuan negara-negara di Eropa maupun Amerika dalam dunia peternakan tidak bisa dilepaskan dari begitu kuatnya pemahaman mereka tentang prinsip dasar genetika, mikorbiologi, biokimia, fisiologi bahkan fisika dan elektronika, termasuk juga tentang teknologi informasi. Bahkan saat ini mereka sudah berfikir ke arah "Molecular Farming" bukan lagi "Production on Farm". Sedangkan kita masih terbatas pada "Production on Farm". 3. Setelah Anda fokus terhadap sisi keilmuannya, jangan lupa Anda buka juga wawasan tentang dunia global, namun tetap berpijak pada kearifan lokal. Dan satu lagi, aspek politik kebijakan perlu juga Anda pelajari. Mengapa ??, karena tanpa sadar keterlambatan perkembangan dunia peternakan Indonesia tidak lepas akiba pola kebijakan kita tidak yang memilki Road Map yang jelas. Kita tidak bisa tahu, apa yang dipikirkan oleh pemegang kebijakan tentang masa depan peternakan di tahun 2050, karena kita tidak punya Road Map. 4. Dimanapun nanti Anda berkarya setelah study, saya titip satu hal yaitu "Jangan berfikir kecil dan sepele terhadap dunia peternakan. Ada harus berfikir hal-hal yang besar, hal-hal yang strategis. Jangan hanya menjadi objek dalam perkembangan/kemunduran dunia peternakan, tetapi ambilah peran menjadi subyek yang menentukan". 5. Jangan NATO : No Action Talk Only.... Dengan "Hati dan Science" Mari Kita Bicara Perunggasan di Blog Perunggasan Indonesia di alamat di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun