Mohon tunggu...
Diah Chamidiyah
Diah Chamidiyah Mohon Tunggu... pegawai negeri -

masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Fan Fict] Tompi Vs Kaka

14 April 2013   14:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:12 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

TOMPI VS KAKA

OLEH: DIAH CHAMIDIYAH, PESERTA NO: 145

“Maaf, bukan saya tidak mau menerima pinangan Bapak, tapi….” Kata Zifa dengan suara lemah. Tangannya meremas saputangan yang sedari tadi menjadi dipegangnya.

“Please, jangan panggil Bapak, memangnya saya sudah setua itu?”

“Kenapa Zi? Apa yang kurang denganku?” Tanya dokteryang juga berprofesi sebagai penyanyi ini.

“Entahlah… Bapak… eh, kamu terlalu sempurna bagi saya.” Lirih terdengar suara Zifa menyahut.

Sunyi kembali melingkupi private room direstoran siap saji. Hanya music lembut mengalun dari sound diatas mereka.

Sore yang cerah, tapi tidak dengan suasana hati Zifa. Dia sedang dalam suasana yang sangat dilematis. Secara, umur sudah tidak muda lagi. Orang tuanya sudah pusing dengan keinginan Zifa untuk berkarier tanpa memperdulikan harapan kedua orang tuanya untuk segera menimang cucu. Tawaran dari ayahnya untuk bergabung dengan perusahaan keluarga, ditolak mentah-mentah. Zifa memang tipe perempuan yang mandiri, begitupun dengan urusan jodohnya. Ini buka kali pertama dia menolak tawaran dari orang yang dikenalkan dengannnya. Dari pengangguran, pejabat, arsitek hingga dokter.

“Itu bukan alasan yang masuk akal. Baiklah, mungkin kamu masih perlu berfikir lagi.” Kata Dokter Bedah sambil membereskan bajunya, menghilangkan remah2 makanan yang mungkin menempel pada kemeja malahnya.

“Saya sedang terburu-buru, ada operasi yang harus saya tangani. Maaf saya tidak bisa mengantar kamu pulang. Sampai jumpa lagi.” Kata Dokter sambil tersenyum, dan melangkah meninggalkan Zifa sendiri dalam kegalauan.

Zifa, gadis cantik berkulit sawo matang. Makin terlihat eksotik dengan hidung mancung, serta tinggi 180sering disangka sebagai gadis keturunan India. Maka, dia akan mati-matian mengatakan kalau dia asli Indonesia.

Perjodohan ini adalah ide dari atasannya di kantor. Bos nya yang kenal dekat sama Bapak Dokter yang juga penyanyi itu.

‘Ah, jika bukan karenabigbos, aku ga mau ketemu sama dokter satu ini.’ Batin Zifa sambil melangkah keluar resto.

Tangannya melambai menghentikan taksi yang lewat.

“Jalan Sawo no 31, Pak…”

Taksipun meluncur membelah keramaian ibukota. Tak sampai 15 menit, sampailah Zifa dirumah sahabatnya. Tangannya sibuk memencat bel disamping pagar rumah bercat biru laut.

“iya, tunggu sebentar, sabar dikit kenapa sih?” kata Diah, sahabat sejak kuliah dulu sambil mencari-cari sandal.

“Cepetan dong, dahga tahan nih… “

“Oke, tunggu sebentar, mana nih kunci gerbangnya….”

Tangan Diah sibuk mencari anak kunci untuk pintu gerbang dari segepok kunci ditangannya. Akhirnya, sebuah anak kunci berwarna kuning keemasan berhasil membuka pintu gerbang. Tak berapa lama, Zifa pun segera duduk di shofa depan TV yang sedang menyiarkan acara live music. Tampak Dokter sedang diwawancara host live music tentang statusnya.

“Saya sedang mencari pendamping hidup…” kata Dokter sambil tersenyum manis.

“Wuih… Girls, ada yang cari jodoh nih…” sambar host dengan gaya yang centil

Dan disambut teriakan meriah dari penonton. “Huh, belum jadi suami, sudah mulai bohong…” gerutu Zifa.

Segera Zifa memencet tombol off pada remot TV.

“Ada apa non, kok kusut banget kayak ga pernah disetrika tuh muka.”

“Tuh, dokter yang barusan lunch denganku dah di TV. Bikin senewen aja!”

“kok senewen, harusnya seneng dong, gebetan masuk tv, jadi orang terkenal.” Kata Diah sambil tersenyum

“masalahnya, aku dah punya gebetan sendiri…..”

“Ha…. Siapa? Kok kamu ga pernah cerita?”Diah terkejut setengah mati

“Dia, Ricardo Kaka,kemarin dia kirim sms kalau mau kerumah” kata Zifa malu-malu

“ Kaka? Kok kamu bisa suka dia?”

“’Dia sangat ganteng dan saleh, siapa sih yang tidak suka sama dia?”

“Ah, kamu membuatku patah hati, Zi…” kata Diah dengan lunglai.

INI HANYALAH KARYA FIKSI DAN MURNI HANYA IMAJINASI SAYA SAJA.

UNTUK MEMBACA KARYA PESERTA LAIN DISINI

SILAHKAN BERGABUNG DI FB Fiksiana Community

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun