[caption id="attachment_201330" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/ Admin (shutterstock)"][/caption] kesibukan perkantoran kemacetan dimana-mana tertutupi di serangkaian club malam jakarta. Penatnya pekerjaan, rasa lelah seluruh tubuh seakan hilang saat musik dentuman keras dimainkan. kelap kelip kehidupan malam telah dimulai. menapak kaki di lounge musik, melihat lelaki dan perempuan menggerakkan kepala menikmati efek setelah mengkonsumsi "sesuatu". peredaran drugs bagi mereka yang menyukai kehidupan malam bukan lagi hal yang langka. hampir setiap pelanggan club malam mengkonsumsi tablet berwarna warni bernama inex. gak pernah terbayang, hampir setiap orang yang datang ke club malam positif mengkonsumsi inex ini. hal yang aneh yang belum pernah saya jumpai di negara rumah ke dua saya. perbedaan yang sangat sangat jauh mengenai level sadar diri akan kesehatan. Taiwan menjadi kampung halaman ke dua bagi saya, memiliki level sadar diri akan kesehatan yang tinggi. drugs di taiwan tidak akan ditemui semudah di indonesia, penduduk taiwan yang sadar akan pengaruh drugs, bahkan menganggap drugers di taiwan di anggap sebagai "sampah masyarakat", bahkan artis yang tertangkap karena drugs 100% pasti tak akan bisa masuk dunia entertainment lagi! kembali ke club malam jakarta, suasana yang sangat berbeda! rata-rata pemakai drugs di jakarta memiliki penghasilan di atas rata-rata. secara logika tinggi nya penghasilan harus nya memiliki pendidikan yang tinggi dan memiliki rasa sadar tinggi terhadap kesehatan, ternyata logika tinggalah logika, para drugers tetap di nominasi dari penduduk kaya indonesia. dari hasil tanya jawab dengan para drugers, 1 tablet inex di beli dengan harga 200rb -300rb, 1 malam mereka bisa mengkonsumsi 2-3 tablet dan hasilnya mereka akan menghabiskan hampir 1 juta hanya untuk drugs! di luar dari minuman keras dan room yang harus di tempati. dan belum lagi jenis drugs lainnya berupa sabu or kokain yang bisa di nikmati di room club malam. haruskah menghilangkan penat dengan mengkonsumsi drugs? setiap pengkonsumsi yang saya tanya menjawab "tidak" tapi dengan mengkonsumsi lebih cepat menghilangkan lelah, ntah itu lelah badan ataupun pikiran. 1 dari 100 org stop mengkonsumsi drugs but akan datang 100 drugers baru, kapankah pemerintah akan peduli tentang mereka? akankah keluarga drugers bisa menghentikan ketergantungan mereka?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H