Aneh tapi nyata.... bagi para user kereta api pemandangan ini pasti sering di lihat, bagi saya sendiri fenomena yang aneh sekali. di antara begitu banyaknya pengguna kereta yang harus berdiri berdesak-desakan, beberapa dari user kereta api dengan terbiasanya membawa kursi lipat duduk di tengah koridor tanpa ada rasa toleransi.
"Ibu, jangan duduk di depan pintu donk, kasih space buat orang berdiri," tegur saya. "Biasa juga duduk di sini kok," tutur ibu, sembari membuka lipatan dan duduk di pinggir pintu masuk. Berbeda di luar sana, saya pernah menegur remaja yang menduduki tempat duduk khusus bedanya si remaja yang di tegur langsung berdiri dengan wajah tertunduk malu. Jakarta, kota terpadat di Indonesia, tidak memiliki sarana transportasi umum yang memadai. Kereta merupakan sarana antar pinggir kota ke kota yang lumayan efektif dan efisien. Jauh dari kemacetan jalan raya, walaupun terkadang jadwal kereta dapat sewaktu-waktu berubah, tapi tidak di pungkiri untuk penduduk yang tinggal di pinggir kota Jakarta, sarana transportasi satu ini merupakan pilihan terbaik. Seharusnya, sadar diri itu tumbuh di dalam diri sendiri bukan dari teguran orang lain, tapi kapan para pengguna kursi lipat bisa sadar diri? alasan perjalanan panjang, lelah, letih, kaki pegal saya rasa itu bukan suatu alasan para pemakai kursi lipat dapat dengan seenaknya menggunakan kursi lipat duduk di koridor umum. begitu banyaknya pengguna kereta berdiri lebih dari 2 jam mereka tetap berdiri sampai di tujuan. kapan pihak kereta api indonesia dapat menindak tegas mereka? Atau haruskah fenomena ini terus berlanjut seakan bukan suatu keadaan yang merugikan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya