Mohon tunggu...
Timur  Suprabana
Timur Suprabana Mohon Tunggu... -

tangguh, penuhCinta, bahagia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Sanjak tentang Sekuntum Bunga

1 Januari 2019   03:30 Diperbarui: 4 Januari 2019   17:58 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

rindu petik
ia berbisik
: hendak ke mana, tuan
padahal langit barat masih berkilauan  

lalu ia mengelus lingir kelopak jambonnya
dan tibatiba dahandahan berwarna oranye
: sungai, hijau pupus, berkelok dalam benak
kota, pucat dan jauh, seperti meleleh 

saat itulah ingin kutulis sanjak
tentang sekuntum bunga,
seperti pernah bagaimana dulu
butuh kunyatakan cinta pada rasa kantuk tak kukenal 

soal hendak kemana
yang tadi sempat dibisik
: menjadi hampa. bahkan fana.
senyap. berisik. 

maka aku di sini saja
kadang, atau malah sebenarnya sering,
bermuram durja
sewajah ranting kering 

sekuntum bunga - yang aku ingin tulis dalam sanjak -
memungutnya 

tapi tidak dengan gembira
 ..... 

hingga tahun berganti
 ....... 

baru saja
 ... 

 02.14
 01.01.2019
 semarang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun