rindu petik
ia berbisik
: hendak ke mana, tuan
padahal langit barat masih berkilauan Â
lalu ia mengelus lingir kelopak jambonnya
dan tibatiba dahandahan berwarna oranye
: sungai, hijau pupus, berkelok dalam benak
kota, pucat dan jauh, seperti melelehÂ
saat itulah ingin kutulis sanjak
tentang sekuntum bunga,
seperti pernah bagaimana dulu
butuh kunyatakan cinta pada rasa kantuk tak kukenalÂ
soal hendak kemana
yang tadi sempat dibisik
: menjadi hampa. bahkan fana.
senyap. berisik.Â
maka aku di sini saja
kadang, atau malah sebenarnya sering,
bermuram durja
sewajah ranting keringÂ
sekuntum bunga - yang aku ingin tulis dalam sanjak -
memungutnyaÂ
tapi tidak dengan gembira
 .....Â
hingga tahun berganti
 .......Â
baru saja
 ...Â
 02.14
 01.01.2019
 semarang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H