Mohon tunggu...
Timur  Suprabana
Timur Suprabana Mohon Tunggu... -

tangguh, penuhCinta, bahagia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Melupa Duka

24 Oktober 2018   03:08 Diperbarui: 31 Oktober 2018   14:29 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

demi melupa duka
iapun henti ke manamana
: bersuka
seolah diri kirana

"lihatlah," katanya. "bahkan kini cahaya
selalu meliuk. cerlang. penuh gaya."

angin,
mendesau dari selatan,
mengandung hawa dingin
menghangati harapan.

"seperti mencintai," katanya. "dalam diri ada debar
yang tak henti berdenyar. menggeletar."

tiktak jarum jam,
sabar dan hatihati,
merunut tikungan tajam
di ujung peniti.

"aku rindu," katanya. "pada sepasang sepatu
yang dulu menemani langkah bertalu di terjal berbatu."

sehelai daun, melayang,
lepas dari pautannya dengan dahan.
ada rasa jalang
yang tibatiba menolak ditahan.

tapi demi melupa duka
ia sudah henti ke manamana.
bahkan meski segala pintu membuka
dan walau seluruh ayu ingin ia terlena

.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun