Mohon tunggu...
Agung Julian Swisnandya
Agung Julian Swisnandya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tidak ada yang abadi di dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perayaan Hari Raya Kuningan dan Nyepi Tahun 2024

13 Maret 2024   09:30 Diperbarui: 13 Maret 2024   09:39 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hari Raya Kuningan ialah hari raya yang mana untuk memperingati Sang Hyang Widhi dalam wujud Sang Hyang Parama Wisesa. Sang Hyang Parama Wisesa merupakan roh-roh suci serta pahlawan kebaikan yang berjasa membangun akhlak manusia menjadi luhur. Perayaan Hari Kuningan selalu dilaksanakan setiap 210 hari pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan atau dilaksanakan 10 hari setelah perayaan Hari Raya Galungan. 

Pada Hari Raya Kuningan, umat Hindu melaksanakan persembahyangan menghadap ke pada para dewa dan ke pada para leluhur. Persembahyangan ini dilaksanakan dengan menggunakan sesajen nasi yang berwarna kuning. Sesajen nasi yang berwarna kuning memiliki arti simbol kemakmuran. Hal ini diartikan sebagai bentuk terima kasih atas rahmat beliau yang telah melimpahkan anugrahnya untuk kemakmuran makhluk hidup di dunia ini. Sehari sebelum pelaksanaan Hari Raya Kuningan, umat Hindu melaksanakan Hari Penampahan Kuningan, guna persiapan untuk menyambut Hari Raya Kuningan. 

Hari Penampahan Kuningan ini dilaksanan setiap Sukra Wage Wuku Kuningan. Pada Penampahan Kuningan ini, ditandai dengan menyembelih hewan ternak untuk persiapan persembahyangan pada Hari Raya Kuningan keesokan harinya. Di tahun 2024 ini, Hari Raya Kuningan diperingati pada tanggal 9 Maret, berdekatan dengan hari Raya Nyepi pada tanggal 11 Maret. 

Nyepi merupakan hari raya yang sudah masuk atau diakui secara global dengan sebutan "Bali's Day of Silence". Hari Raya Nyepi merupakan perayaan besar dalam kalender Saka umat Hindu di Bali. Hari Raya Nyepi dilaksanakan satu tahun sekali atau pergantian tahun Saka (Isakawarsa) dan jatuh pada satu hari sesudah tilem kasanga pada penanggal 1 sasih kadasa. Nyepi memiliki arti sepi atau sunyi, yang mana semua orang tidak boleh atau dilarang melakukan beberapa aktivitas seperti hari-hari biasa (kecuali darurat seperti sakit dan sebagainya). Sebelum melaksanakan Nyepi, terdapat Melasti dan Pangrupukan. Melasti dilaksanakan tiga hari sebelum hari raya Nyepi. 

Ritual Melasti memiliki tujuan untuk menyucikan segala hal (terutama benda-benda yang disakralkan). Benda-benda tersebut dibersihkan di laut atau sumber mata air lainnya. Sedangkan Pangrupukan dilaksanakan sehari sebelum hari raya Nyepi. Pangrupukan dilaksanakan dengan upacara yang disebut tawur agung kasanga yang dipersembahkan kehadapan Bhuta Kala (ditandai juga dengan pengarakan ogoh-ogoh). Pangrupukan juga disebut sebagai upacara mecaru yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan Bhuana Agung dan Bhuana Alit (alam semesta dan diri manusia) dari gangguan Bhuta Kala dengan menghaturkan sesajen. 

Pada saat melaksanakan Hari Raya Nyepi, umat Hindu memperoleh pelajaran untuk mengendalikan diri. Pengendalian yang dimaksud yakni Catur Brata Penyepian. Bagian-bagiannya antara lain tidak bepergian (Amati Lelungan, tidak bekerja (Amati Karya), tidak menyalakan api (Amati Geni), dan tidak bersenang-senang (Amati Lelanguan). Catur Brata Penyepian sendiri dilaksanakan selama 24 jam, yakni sehari setelah Tilem Sasih Kasanga (Tilem Kasanga), Pelaksanaan Catur Brata Penyepian dimulai dari pukul 05.00 pagi sampai pukul 05.00 besok paginya. Sehari setelah Pelaksanaan Nyepi berakhir, ditandai dengan Ngembak Geni, yang mana pada hari ini ditandai dengan mengunjungi kerabat atau keluarga guna saling memaafkan segala kesalahan yang telah dilakukan atau terjadi sebelumnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun