Mohon tunggu...
Blasia Tesla
Blasia Tesla Mohon Tunggu... -

Penulis pemula dan belajar melihat dunia dari kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Puncak Rindu yang Paling Tinggi

28 Desember 2017   16:12 Diperbarui: 28 Desember 2017   16:14 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku kira aku yang paling rindu, rindu yang tak pernah usai di penantian. Tatkala sepi yang ditemani pekat malam, terlintas  sedikit bayang mu dalam ingatan itu. Aku terduduk diam di kursi plastik dengan sebatang rokok yang ingin sekali untuk dibunuh. Ya, malam itu aku belajar membunuh, membunuh rindu, kau perempuan ku.

Tetapi orang yang beranjak dewasa itu bilang, jika kau rindu hal yang demikian aku yang paling rindu, Aku sendirian. Aku berjuang bangkit dari jurang yang paling dalam, dari hal yang paling menakutkan dalam kehidupan.

Aku rindu orang tuaku

Rindu ku sampai je buaian

Aku rindu mereka yang sedang dalam pelukan Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun