Mohon tunggu...
Blandinna Octaviany Aya
Blandinna Octaviany Aya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hilangnya Jati Diri dalam Proses Pendewasaan

17 November 2023   12:29 Diperbarui: 17 November 2023   12:35 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di dalam proses pendewasaan, tentu banyak sekali masalah yang kita hadapi. Mulai dari masalah keluarga, masalah sekolah, lingkungan sosial yang dihadapinya, dan berbagai masalah yang di luar dugaan sekalipun. Proses pendewasaan merupakan proses yang cukup berat untuk dilalui setiap anak. Saat inilah anak mulai merasakan kehilangan identitasnya, mulai mempertanyakan tujuan hidupnya, dan selalu merasa bahwa apa yang diakukannya tidak pernah cukup untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

Krisis identitas diri adalah suatu masa di mana seorang individu yang berada pada tahap perkembangan remaja. Pada saat ini, remaja memiliki sikap untuk mencari identitas dirinya. Siapa dirinya sekarang dan di masa yang akan datang. Krisis identitas pada remaja diketahui sebagai fase yang biasa terjadi menjelang usia dewasa atau yang disebut sebagai masa peralihan. Pada masa itu remaja mengkhawatirkan masa depan berupa kegagalan yang menjadi masalah serius dalam pengambilan keputusan. Mereka secara langsung terlibat dalam proses pendewasaan yang ekstrem. Remaja harus mempertimbangkan pilihan yang akan berdampak terhadap masa depan mereka.

Dalam hal ini, krisis identitas dikaitkan dengan pencarian jati diri. Remaja akhir memiliki optimisme yang kuat terhadap masa depannya. Namun, terkadang mereka juga tidak siap dengan kegagalan. Pada awalnya, krisis identitas ditemukan oleh Erik Erikson yang percaya bahwa krisis identitas ini merupakan bagian dalam masalah kepribadian yang sering dihadapi manusia. Pencarian jati diri pada remaja kerap memunculkan pertanyaan seputar tujuan hidup mereka. Karena remaja sendiri tidak memiliki banyak pengalaman mengenai hidup, sehingga mereka juga belum menemukan identitas diri mereka yang sebenarnya.

Pada anak muda sendiri, krisis identitas biasa muncul di masa akhir remaja. Pada saat itu, remaja harus menentukan tujuan hidup mereka setelah lulus dari sekolah. Mereka harus memutuskan akan pergi bekerja atau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Remaja kerap dihadapkan dengan pilihan yang sulit, apalagi jika memiliki keterbatasan finansial. Banyak anak muda yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, tetapi karena terkendala masalah biaya harus mengurungkan keinginannya. Akhirnya mereka kehilangan tujuan hidup dan harus dipaksa menerima keadaan. Ada juga anak yang selalu gagal mencapai mimpinya, selalu mencoba dan terus mencoba tetapi hasil yang ia dapat selalu gagal, terpksa mengambil jalan lain yang tidak ia inginkan dan berusaha untuk menerimanya. Hal itulah yang menimbulkan pergolakan batin dalam diri mereka. Dari situ remaja pun merasa putus asa akan masa depan.

Melihat teman teman yang meraih sesuatu yang kita inginkan dan tidak bisa kita raih, tentu menjadi perjolakan batin yang cukup besar bagi setiap remaja. Disinilah muncul berbagai pertanyaan di kepala, mengapa kita tidak bisa seperti mereka? Apakah yang kita lakukan ini sudah cukup? Semua pertanyaan tersebut menjadi awal dari kita mempertanyakan jati diri kita. Tidak akan ada orang yang bisa mengerti tentang apa yang kita alami di hidup ini.

Di masa masa seperti ini yang kita butuhkan adalah dukungan dari orang tua dan teman teman sekitar. Tetapi ternyata dukungan yang kita terima pun terkadang tidak bisa kita terima dan menganggap itu sebagai kata kata penenang sementara. Merasa bahwa orang lain tidak akan pernah bisa merasakan apa yang kita rasakan karena mereka belum pernah mengalaminya. Tetapi jika dilihat lagi secara positif, masalah dan kegagalan yang kita hadapi ini justru menjadi tolak ukur keberhasilan kita kedepannya. Pada saat saat ini justru kita menjadi lebih dekat dengan diri kita sendiri. Kita mulai mengeksplorasi hal hal baru yang tentu bisa menjadi potensi untuk kita kedepannya. Kita juga belajar untuk bisa menerima diri sendiri dengan segala kekurangan yang kita miliki. Pada intinya, kehilangan sebuah jati diri di proses pendewasaan ini bukanlah sesuatu yang buruk untuk kita hadapi, justru ini menjadi sebuah tantangan hidup untuk kita merefleksi kembali diri dan mengenal jauh diri lebih dalam.

Nama : Blandinna Octaviany Aya

NIM    : 1512300008

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun