Mohon tunggu...
Hasran Wiranata
Hasran Wiranata Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my profile

waktu terlalu berharga untuk dibuang sia-sia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebahagiaan yang Semu [part 3]

26 Februari 2019   10:40 Diperbarui: 26 Februari 2019   11:38 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

warung makan bebek sinjay taman sari adalah warung makan langganan aku dan mila saat menikmati malam minggu atau malam liburan khususnya ketika kami tidak melakukan travelling, warungnya tidak terlalu besar, hanya berupa bangunan kayu sederhana dengan dinding kain spanduk yang bertuliskan nama warung dan beberapa menu hidangan yang tersedia, apalagi harganya ramah dikantong, untuk satu porsi makan plus minuman es teh dibandrol dengan harga Rp 23.000. dengan cita rasa yang ditawarkan menurutku harga segitu terbilang cukup murah.

warung makan bebek sinjay tidak terlalu jauh dari kantorku hanya perlu berkendara sekitar 8mnit. sesampainya di sana dan memarkirkan motor aku langsung masuk ke dalam warung dan mila sudah duduk manis menikmati minuman segarnya.

"sudah lama Mil"

"Nggak, palingan 10 menit" 

"Bu, pesan kaya biasa ya" seru ku pada ibu penjual

"Iya mas"

selagi menunggu makanan datang kami mulai membahas masalah yang sedang terjadi saat ini menyangkut hal-hal yang mungkin mempengaruhi keluarga kami, kalau keluargaku sih selalu menyerahkan semuanya padaku, apa yang aku lakukan dan putuskan mereka anggap itulah yang terbaik, mungkin bisa dibilang orang tuaku tidak terlalu perduli dengan apa yang terjadi  padaku, sehingga apapun yang terjadi tidak dianggap masalah oleh mereka, kadang aku merasa iri pada orang lain yang orang tuanya begitu perhatian pada anaknya,setiap pulangsekolah ditanya tentang nilai ulangan, rangking berapa, mau sekolah di mana, mau kuliah di mana, dan sebagainya.

tetapi aku tahu, mereka bukannya tidak perhatian, namun lebih kepada mempercayakan semuanya padaku sendiri, mau sekolah di mana, kuliah di mana, mau jadi apa, mau bekerja apa. mereka bukannya tidak perhatian, hanya saja keadaan merekalah yang menyebabkan hal itu, orang tuaku hanya lulusan SD, dan berprofesi sebagai petani kecil sehingga untuk urusan masa depan mereka menyerahkan sepenuhnya padaku termasuk urusan pernikahan ini.

"Sur, alasan apa yang harus aku katakan pada papa mengenai perceraian kita, tidak mungkinkanaku mengatakan yang sebenarnya"

"aku juga bingung mil, kalau alasannya sembarangan bisa-bisa kita tidak diijinkan lagi bersama, apalagi selama kita temenan hingga pacaran papa tahu kalau kita tidak pernah bertengkar hebat"

"kalau ku bilang kamu terlalu sibuk bekerja hingga di rumah sehingga melupakan aku bagaimana sur"

"emm, kalau cuman sebatas itu kayanya kurang kuat mil"

"bagaimana kalau ditambahin aja kalau gara-gara aku terlalu sibuk kerja aku tidak pernah lagi memberikan nafkah batin"

"aku malu sur kalau harus bilang begitu, kayak aku kegatalan aja"

"lantas apa dong" jawabku dengan sedikit bingung

"aduhhh, aku bingung sur harus alasan apa"

"kita harus segera tahu alasannya, karena kamu kan hari ini sudah tinggal dengan orang tua, dan sudah pasti mereka akan menanyakan hal itu"

"iya aku tau sur, makanya aku bingung"

"satu-satunya alasan yang dibenarkan adalah apa yang aku katakan tadi, selain alasan itu kemungkinan kita tidak diijinkan lagi bersama, dan aku tidak mau itu terjadi"

"kalau kamu malu menyampaikan alasan itu kepada papa, setidaknya sampaikan itu dengan mama, biar beliau yang bilang sama papa"

sejenak Mila berfikir

"yaudah Sur aku ikuti"

tidak berselang lama kemudian makanan sudah siap dan kami segera makan lalu kembali bekerja ke tempat masing-masing. dalam hati aku terus berdoa agar semua rencana  berjalan dengan baik.

sesampainya di kantor, aku duduk sejenak di sofa loby kantor yang kebetulan lagi kosong, aku mendongkak ke atas menyandarkan kepalaku pada sofa, memandang langit-langit kantor sambil termenung tentang apa yang menimpaku saat ini dan mila. sepoi-sepoi udara dingin  bertiup dari AC membuai kesendirian ditemani dengan alunan irama orkestra yang terus menerus bersuara dari speeker yang terpasang di sudut-sudut loby membuatku mengantuk.

saat mata mulai terpejam tiba-tiba aku dikagetkan dengan tepukan seseorang dibahuku.

"Hey, jangan tidur"

" Oh kamu Nin, mengganggu tidur siangku aja"

"kalau tidur jangan di sini dong, nanti ada konsumen"

"kayak yang baru kerja di sini aja lo Nin, jam segini mana ada konsumen yang datang"

"iya sih cuman jaga-jaga aja, kalo bos lewat kelar lo"

"Hush, jangan ngancam-ngancam begitu"

"hahahaha" dia mentertawakan ku

kemudian Nina duduk di sofa yang berhadapan denganku

"lo ada masalah?" tanya nina kepadaku

"yang namanya hidup pasti ada masalah nin"

"iya gua tau, cuman kali ini serasa beda aja"

"beda bagaimana nin"

"coba lo ingat-ingat kapan terakhir kamu duduk di sini"

"emmmm" aku berfikir sejenak" gak ingat"

"nah itu, makanya apa yang lo lakukan sekarang itu berbeda dari biasanya,gua menebak lo sedang ada masalah"

"bukan masalah besar nin" sanggah ku " kayanya aku cuman perlu liburan nin"

"yaudah ambil cuti sana, bilang aja mau bulan madu sama mila"

"nantilah gua pikirin lagi"

kurang lebih 15menit aku dan nina ngobrol, waktu sudah menunjukkan pukul 13.08, aku menyudahi obrolan itu lalu berjalan menuju ruang kerjaku yang mana sudah menumpuk kertas yang harus aku periksa sebelum pulang kerja.

"ting tong" Hp ku berbunyi menandakan ada pesan yang masuk.

"Sur, ini aku mau pulang kerumah papa, terima kasih selama ini sudah hidup bersamaku, kamu baik-baik di sana ya"

entah kenapa aku merasa sedih membacanya, seakan tidak percaya bahwa semua ini telah berakhir, tak ada lagi yang menemaniku di rumah, tak adalagi yang mengurus makananku, tak ada lagi yang selalu menemani tidurku, dan tak ada lagi. ingin rasanya aku berkata untuk tidak pergi, semua sudah terlanjur, kata yang terucap takkan bisa ditarik kembali, yang ada hanya rasa sedih dan sesal menyelimuti hati, aku tidak tahu apa yang kulakukan ini salah atau benar, mungkin inilah rasanya kehilangan orang yang dicintai, dan mungkin mila juga merasakan ini, aku hanya bisa mengucap maaf dalam hati.

"iya mil, hati-hati di jalan, sampaikan maafku untuk mama dan papa"

tak ada pesan apapun lagi yang masuk, aku melanjutkan pekerjaan ini dengan penuh pikiran yang berkecamuk, tak karuan dan sungguh tak bisa konsentrasi. satu-satunya yang bisa kupikirkan adalah liburan untuk menenangkan diri.

setelah berperang dengan perasaan akhirnya pekerjaanku kelar, aku masih punya waktu 2 jam sebelum pulang, aku berselancar di dunia maya, mencari-cari tempat wisata yang akan ku datangi. pilihannya cukup terbatas mengingat tabunganku tidak terlalu banyak, apalagi sekarang tiket pesawat naik dua kali lipat bahkan lebih, ditambah dengan begasi berbayar pula. coba ku tanya nina mungkin dia memiliki rekomendasi tempat wisata yang bagus dan terjangkau karena nina juga seorang traveller.

aku mengirim pesan wa kepada nina

"nin, lo tau tempat wisata yang bagus dengan budget maksimal 5jt gak"

tidak lama menunggu pesan balasan nina masuk

"Sur, lo itu malas atau apa sih, gua malas ngetik nih mending kita ngobrol langsung, mumpung lobi lagi kosong"

sebetulnya aku memang malas berjalan ke depan, tetapi apa yang dikatakan nina memang benar, akan lebih mudah kalau ngobrol langsung biar bisa detil menjelaskan. 

setelah menyerahkan laporanku pada atasan, aku mematikan komputer dan merapikan meja, sambil membawa tas kecil aku menuju lobi sekalian menunggu waktu pulang biar tidak bolak balik. tampaknya juga kantor tengah lengang, aku duduk di sofa lobi menunggu nina yang masih sibuk beres-beres mejanya.

"hey, kapan mau liburannya" tanya nina yang baru duduk

" masih belum tau nin, nunggu info tempat wisata dulu baru bisa menentukan kapan dan berapa lama aku cuti"

"kalau budget cuman 5jt paling banter wisata luar propinsi aja"

"ya gua sih ga masalah entah itu wisatanya di luar propinsi atau cuman daerah sini, yang penting aku belum pernah mengunjunginya"

satu persatu tempat wisata dia sebutkan dan belum ada satupun yang menarik karena aku sudah mengunjungi semuanya. tampaknya nina mulai kehabisan ide.

"aduhh, susah juga ya" keluhnya " kalau budget 10jt mungkin banyak diluar pulau sur"

"itu dia nin, kendalaku adalah budget, kalau tidak ada lagi mungkin pilihan terakhir adalah tracking"

"tracking?" tanya nina heran

"iya tracking, mengunjungi tempat yang belum pernah terjamah orang lain" jelasku dengan singkat

"apa itu menyenangkan?" 

" ya kalau menurut gua sih itu lebih menyenangkan daripada berkunjung ke tempat wisata yang sudah terkenal, cuman kita tidak tahu apa yang menanti di depan jalan kita apakah sesuai ekspektasi atau tidak"

"wess, kayanya seru tuh" celetuk nina

"emang lo belum pernah nin" tanyaku serius

"iya sur gua belum pernah sama sekali" 

"kapan-kapan lo harus mencobanya nin mumpung lo masih muda dan sehat"

tampaknya malah nina yang mendapatkan rekomendasi wisata dariku, padahal seharusnya aku. 

"teng-teng-teng-teng" suara bel berbunyi menandakan waktu bekerja telah selesai dan waktunya pulang.

"ok, nin terima kasih infonya, aku mau pulang duluan"

"iya sur, sama-sama, see you tomorrow"

"bye" 

kami melambaikan tangan tanda perpisahan untuk hari ini.

bersambung, , , , ,

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun