[caption id="attachment_140490" align="aligncenter" width="300" caption="(img: whitesky49.blogspot.com)"][/caption] “Allahu akbar , Allahuakbar , Allahuakbar, Laaaillahaillallahuallahuakbar , Allahuakbar , Walillahilham”
Syair demi syair Takbir dan Tauhid ia kumandangkan dengan suara lirih, di sebuah kamar berukuran 1x2 meter. Dimana semua jiwa yang menghuni negeri Beton tengah terbuai mimpi ternyata di salah satu sudut negeri masih terduduk seorang gadis menyerukan kebesaran dan keesaan Sang Pencipta dunia dan langit beserta isinya.
Kelelahan yang disebabkan oleh pekerjaannya selama seharian tadi rupanya tak mampu membuat matanya terpejam hingga waktu telah menunjukkan pukul 3 pagi. Dengan segala kerendahan hati tak henti-hentinya mengumandangkan Takbir dan Tahmid yang diiringi oleh alunan musik Takbir yang baru saja ia unduh dari Youtube.
Ya, meskipun di negeri yang mayoritas penduduknya non muslim itu sepi akan gema Takbir, akan tetapi ia tidak ingin kehilangan momen bersejarah yang tidak mungkin hadir tiap hari atau tiap bulan ini. Di malam yang dirahmati Allah SWT ini ia ingin senantiasa dekat-NYA melalui Takbir dan Tauhid yang ia kumandangkan dari bibir mungilnya, meskipun dengan suara agak tertahan karena tidak ingin mengganggu majikannya yang tengah larut dalam buaian mimpi.
Dan sesekali air mata mengalir di pipinya. Lima tahun yang lalu, ia masih merasakan keceriaan dan kebahagiaan bersama orang tua dan adik-adiknya Takbir bersama dan menikmati hidangan hari raya bersama. Namun, kini ia seorang diri bertemankan kenangan indah yang lima tahun terakhir ini tak pernah lagi ia rasakan karena harus mendulang dolar di negeri rantau, demi memenuhi kebutuhan keluarga dan membiayai sekolah adik-adiknya.
“Ya Allah lindungilah keluarga hamba dari segala bencana dan maksiat dunia, tetapkanlah hati kami agar selalu berjalan di jalan-Mu. Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami sehingga kami terhindar dari siksa neraka. Ya Allah jangan jadikan kami orang yang terlalu mencintai harta sehingga kami tak mau membelanjakan harta kami di jalan-Mu, semoga kami menjadi orang yang tidak pernah takut miskin sehingga kami selalu bisa berbagi dengan sesama umat-Mu yang membutuhkan pertolongan kami. Ya Allah semoga dengan kurban tahun ini kami mampu berbagi kebahagiaan kepada mereka yang tidak bisa menikmati santapan lezat setiap hari atau bahkan beberapa bulan. Allahuakbar , Allahuakbar , Allahuakbar, Laaaaaillahaillallahuallahuakbar , Allahuakbar , Walillahilham.”
***
Selamat Hari Raya Idul Adha, taqoballahumina waminkum, maafkan segala saya.
ina@hkg, 6/11/2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H