Mohon tunggu...
Dewi Astri
Dewi Astri Mohon Tunggu... -

.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dunia Tiga Ribu Tahun Sophie [2]

14 Januari 2010   20:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:27 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelajaran filsafat masih terus berlanjut meskipun kebingungan Sophie semakin menjadi-jadi ketika ia menemukan syal dengan tulisan “Hilde” tergeletak begitu saja di bawah kolong tempat tidurnya.

Socrates

[caption id="attachment_54115" align="alignleft" width="330" caption="Always questioning, to the end / by google"][/caption]

Pada saat Athena menjadi pusat kebudayaan dari peradaban Yunani (>450 B.C) muncul perkumpulan guru dan filsuf keliling yang menamakan dirinya “ Sophist” yang berarti orang yang bijak dan berpengetahuan. Mereka mengajar sebagai mata pencaharian dan sekaligus penganut“Skepticism”; - suatu kepercayaan  bahwa manusia tidak mungkin mengetahui kebenaran yang sebenarnya dari alam semesta (segala sesuatu adalah relatif)-. Seorang  Sophist, Protagoras (c.485-410 B.C) ketika ditanya  apakah dia memercayai Tuhan, dijawabnya dengan “Pertanyaan itu terlalu rumit dan hidup ini singkat ”.  Seseorang yang tidak dapat dengan pasti menjawab apakah Tuhan itu ada atau tidak disebut dengan “agnostic”.

Sophie kemudian belajar tentang Socrates (470-339 B.C) yang boleh jadi adalah figur paling membingungkan (enigmatic) dalam sejarah filosofi. Dia tidak pernah menulis satu kalimat apapun, walopun demikian ia adalah salah satu filsuf paling berpengaruh dalam pemikiran European. Socrates menghabiskan waktunya bercakap-cakap dengan orang-orang yang ditemuinya di pasar atau di pusat kota. Ia paling dikenal dari tulisan-tulisan muridnya, Plato.

Socrates menularkan ilmunya tidak dengan cara pengajaran tradisional yang cenderung memberi instruksi melainkan dengan berdiskusi.Ia akan terus menerus bertanya, sehingga pada akhirnya, lawan bicaranya bisa menjawab dengan kesimpulan filosofis yang tepat. Socrates kemudian dinilai subversive dan dijatuhi hukuman mati, namun, ketimbang meminta keringanan atau mengungsi, dipilihnya minum racun dan mati. Socrates berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang dipegangnya. Ia tahu bahwa yang diketahuinya sangat sedikit, dan berbeda dengan para Sophist yang cenderung puas dengan yang mereka ketahui, Socrates secara terus-menerus selalu berusaha mencari “true insights”. Socrates adalah seorang rasionalist yang percaya pada “human reason” dan bahwa manusia hanya bisa bahagia ketika mereka bertindak sesuai dengan penilaian terbaiknya. Oleh karena itu, mereka yang tahu bagaimana mencapai kebahagiaan akan melakukan-nya, dan mereka yang mengetahui kebenaran akan melakukan yang benar. Karena siapa yang mau memilih untuk tidak bahagia?

*

Alberto kemudian mengirimkan videotape tentang Athena kuno dan bercerita bagaimana keadaan kota saat itu, lalu bagaimana Socrates berbicara dengan orang-orang disekitarnya. Yang membuat Sophie terkejut adalah ketika melihat Alberto berbicara dengan Socrates dan Plato - yang lalu memberikan Sophie beberapa pertanyaan untuk dipikirkan.

Plato

[caption id="attachment_54120" align="alignright" width="340" caption="Plato's academy/ by google"][/caption] Ia yang adalah pendiri sekolah “Academy”, seorang pujangga, ahli mitologi sekaligus penggemar matematika (428-347 B.C) berusia 29 tahun ketika Scorates meminum racunnya. Plato percaya bahwa segala sesuatu di alam berubah, tetapi ada dunia ide yang tetap kekal di luar alam semesta. Plato berpendapat bahwa fenomena alam hanyalah semata-mata bayangan dari “form of ideas” yang berada disuatu tempat. Manusia tidak dapat memiliki pengetahuan yang hakiki tentang segala sesuatu yang bisa berubah, dengan kata lain, kita tidak dapat mengetahui dunia nyata yang sebenarnya itu seperti apa?, tetapi manusia dapat memilikinya dari hal-hal yang dapat dimengerti oleh nalar.

Plato mempercayai bahwa manusia terdiri dari tubuh yang menjadi bagian dari alam sekaligus jiwa kekal yang berhubungan dengan dunia ide. Ketika dilahirkan, jiwa kita tidak lagi memiliki pengetahuan tentang dunia, namun melalui pengalaman, perlahan-perlahan kembali mengingat lalu mengumpulkan kembali memori beserta ide-ide yang benar dan sempurna. Ia juga menyarankan beberapa cara untuk mengatur peradaban manusia dan menurutnya, wanita memiliki kemampuan nalar yang sama dengan pria.

*

Sophie yang penasaran akan Alberto lalu mengikuti jejak Hermes -anjing milik Alberto yang menjadi kurir setia pengantar pelajaran filsafat- sampai ke hutan dimana ia menemukan kabin milik sang filsuf dan petunjuk baru tentang Hilde.

Aristotle

[caption id="attachment_54122" align="alignleft" width="320" caption="Plato and Aristotle / by google"][/caption] Gadis remaja itu kemudian menerima kembali paket berisi informasi tentang “Aristotle” (384-322 B.C), anak didik Plato. Berkebalikan dengan gurunya, ia berpendapat bahwa dunia ide tidak ada dan hanya sebatas konsep belaka, karena jika ada, maka bagaimana bisa menjawab asal dari dunia ide itu sendiri?? (doubling the number of things). Plato memang menjelaskan “kuda” dengan menghubungkannya dengan “ide kuda”. Tetapi pertanyaannya adalah darimana “ide kuda” itu sendiri berasal?. Menurut Aristotle segala hal yang terdapat dalam jiwa manusia adalah semata-mata refleksi dari objek-objek alam. Jadi alam adalah dunia nyata. Ide tentang “kuda” ada setelah kita melihat beberapa bentuk dari “kuda” itu sendiri. Bila Plato hanya menggunakan nalarnya, maka si murid mengikutsertakan pula rasa (sense)-nya. Aristotle merasakan bahwa manusia secara lahiriah telah memiliki nalar (innate reason) tetapi bukan ide bawaan (innate idea). Berbagai hal memiliki “substance” : zat yang membuatnya; dan “form” : yang menjadi karakteristiknya. Ia percaya berbagai macam tipe “hukum sebab-akibat (causality) : material, efficient , formal dan final cause. Sebagai contoh : Mengapa terjadi hujan?

  • Material cause : moisture (awan) ada pada waktu yang tepat saat udara menjadi dingin
  • Efficient cause : moisture menjadi dingin
  • Formal cause: secara alamiah air akan jatuh ke bumi.
  • Final cause: ada hujan karena tumbuhan dan hewan membutuhkan air untuk bisa hidup.

Penemu ilmu logika ini dikenal dengan tulisan-tulisannya yang sedetail ensiklopedia dan selalu berusaha mengkategorikan sesuatu. Ia berpendapat, manusia berada di puncak diikuti dengan binatang lalu tumbuhan, dan menurutnya Tuhan adalah kekuatan yang mengatur bintang-bintang tetap bergerak sebagaimana mestinya. Aristotle percaya bahwa monarchy, aristocracy, dan democracy adalah bentuk pemerintahan yang baik tetapi sekaligus memperingatkan dampak negatif dari ketiganya : tyranny, oligarchy dan mob rule. Tidak seperti Plato, dia melihat wanita sebagai “unfinished man”. * Sophie belajar bahwa dalam beberapa tingkatan, seorang filsuf bisa saja salah, sebagai contoh: pandangan Aristotle tentang wanita. Tetapi bukan berarti seluruh pendapat filosofisnya menjadi lemah. Kita bisa saja mengabaikan pendapat yang kita pandang berbeda tanpa menganggu hal-hal yang telah kita setujui dari seorang filsuf. ** Sebuah ringkasan kecil bersambung dari buku “Sophie’s World: The History of Philosophy” - Jostein Gaarder

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun