Mohon tunggu...
Yulia Dwisetyaningrum
Yulia Dwisetyaningrum Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Physics Teacher, Graduate Student, Traveler, Detective Stories Addict

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Eksotisme Candi Gedong Songo : Ukiran Tangan Tuhan nan Mempesona

27 Juli 2013   11:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:58 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

24 Juni 2013, Candi Gedong Songo, Semarang Setelah menempuh pendidikan di Semarang selama empat tahun dan menimba pengalaman satu tahun, saya merasa malu kalau ada teman saya yang bertanya apakah saya pernah mengunjungu candi Gedong Songo atau tidak. Hehe. Padahal setiap berangkat ke Semarang dan mudik ke Temanggung saya pasti melalui jalur ini. Sempat beberapa kali mendapatkan kesempatan entah itu agenda kampus atau ajakan teman, namun Alloh belum meridloinya. Liburan sekolah ini, akhirnya saya mempunyai kesempatan yang dapat saya wujudkan untuk mengunjunginya. Candi Gedong Songo mempunyai arti Candi Bangunan Sembilan. Gedong berarti bangunan dan Songo berarti Sembilan. Lokasi Candi Gedong Songo berada di lereng Gunung Ungaran, Dusun Darum, Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Untuk mencapai lokasi ini memakan waktu sekitar 1 jam dari Temanggung, dan 1 jam pula dari Semarang kota menggunakan kendaraan pribadi. Sedangkan untuk transportasi kendaraan umum, terdapat bus jurusan bandungan atau angkutan umum ambarawa-bandungan kemudian turusn di pertigaan menuju candi gedong Songo dan dari pertigaan tersebut dapat ditempuh menggunakan jasa ojek (sekitar 4 km). Medan yang dilalui cukup berat dengan belokan cukup tajam dan jurang di sekitarnya. Asal hati-hati pasti selamat kok, tenang saja. Sesampainya di pintu masuk candi, kami langsung disambut dengan atmosfer khas pegunungan yang dingin. Setelah memarkir kendaran, kami pun menuju loket penjualan tiket masuk. Tiket masuk candi Gedong Songo Rp 6000,00 (hari biasa) Rp 7500,00 (hari libur) Rp 50.000,00 (US $ 5) untuk wisatawan asing Kami menjumpai beberapa kelompok anak-anak pramuka yang sedang mendirikan tenda kemah di sekitar pintu masuk candi, senang saya melihat liburan mereka diisi dengan kegiatan positif. Candi yang paling dekat pintu masuk adalah candi Gedong I, hanya terdapat satu candi dan puncaknya pun sudah tidak sempurna lagi. Maka kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju candi-candi selanjutanya. Saya kira candi-candi yang lain berada di sekitar kompleks candi I, eh ternyata kami harus mendaki gunung yang lumayan membuat kaki saya berotot untuk mengeksplorasi candi yang lain. Namun, pengunjung juga dapat menggunakan transportasi kuda dengan merogoh kocek sebesar Rp 50.000,00 untuk mengitari seluruh kompleks candi. Kondisi jalan khusus pejalan kaki sangat menanjak dan terjal, sehingga kami harus beberapa kali beristirahat untuk sampai di candi Gedong II. Namun, rasa lelah kami terbayar ketika melihat indahnya pemandangan sekitar yang kami lewati, terbentang hutan pinus yang asri dan udara segar yang setiap saat memberikan suntikan energi untuk kami.

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Candi Gedong Songo"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Perjalanan dapat dilakukan dengan berjalan kaki dan menunggangi kuda"]

Perjalanan dapat dilakukan dengan berjalan kaki dan menunggangi kuda
Perjalanan dapat dilakukan dengan berjalan kaki dan menunggangi kuda
[/caption] Akhirnya kami tiba di kompleks candi Gedong II. Hanya terdapat 1 kompleks candi di sini. Ternyata semua candi menggunakan material berupa batu andesit yang dibentuk menyerupai batu bata dan disusun membentuk struktur candi. Kemudian kami menuju candi Gedong III yang letaknya tidak begitu jauh dari Gedong II, inilah kompleks candi terbagus dari yang lain. Di kompleks ini terdapat 3 bangunan candi, yang mayoritas masih utuh. Ukiran patung dewa masih dapat dilihat walaupun sebagian telah rusak dimakan waktu. Saya mencoba mengintip bagian dalam candi, terlihat selembar daun pisang dan beberapa mawar merah kering dan sisa lilin yang sudah habis terbakar. Dari bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara, dapat disimpulkan bahwa tempat itu baru saja digunakan untuk tempat pemujaan. Saya pun penasaran mengenai fungsi candi ini pada jaman dulu, akhirnya setelah bernegosisasi dengan Mr Google, saya mendapatkan informasi yang saya cari. Keberadaan Candi Gedong Songo digunakan oleh masyarakat masa lampau untuk melakukan pemujaan. Bahkan hingga sekarang, masyarakat Hindu masih melakukan upacara pemujaan di kompleks candi ini. Pelaksanaannya berupa perjalanan dari Candi pertama menuju Candi ke-9 dengan melakukan semacam ritual di tiap-tiap candi yang dilalui. Parswadewata di Jawa ditafsirkan sebagai persembahan kepada roh nenek moyang yang telah bersatu dengan Siwa dan di candi disimbolkan dalam bentuk Lingga-Yoni yang dikawal dewa pengiring, yakni Durga (istri Siwa), Ganesha (anak Siwa), dan Agastya (seorang resi yang memiliki kemampuan spiritual setara dengan dewa).

Perjalanan kami lanjutkan ke candi IV dan V melewati pemandian air panas belerang. Aroma dan asap belerang yang khas manyambut kami. Benar-benar kuasa Tuhan yang Agung, baru pertama kali ini saya melihat langsung asap belerang mengepul dari balik lereng batu. Untuk menikmati berendam di kolam air panas belerang, pengunjung hanya cukup mengeluarkan nominal 5000 rupiah.

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Suasana Pemandian Air Panas Belerang Candi Gedong Songo"]

Suasana Pemandian Air Panas Belerang Candi Gedong Songo
Suasana Pemandian Air Panas Belerang Candi Gedong Songo
[/caption] Perjalanan menuju candi Gedong IV dan V cukup jauh dengan menuruni dan menaiki lereng gunung. Woww tetapi perjalanan itu tidaklah seberapa ketika di puncak candi V kami disuguhi pemandangan luar biasa. Ukiran tangan Tuhan benar-benar mempesona. Hamparan hijaunya alam hutan pinus, hijaunya gunung yang malu-malu bersembunyi di tengah kabut, dan pemandangan Rawa Pening dapat kita nikmati dari puncak candi V. Alam yang begitu indah ini hanya sebagian kecil dari karya Tuhan. Ternyata dari Sembilan candi tersebut hanya tersisa 5 bangunan candi, sisanya sudah menjadi puing-puing candi. Harusnya namanya diubah menjadi candi gedong limo ya?

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Candi Gedong V"]

Candi Gedong V
Candi Gedong V
[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Renruntuhan Candi"]

Renruntuhan Candi
Renruntuhan Candi
[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Jalan Setapak di Candi Terakhir (Gedong V)"]

Jalan Setapak di Candi Terakhir (Gedong V)
Jalan Setapak di Candi Terakhir (Gedong V)
[/caption] Puas menikmati nuansa tingkatan candi Gedong Songo, kami beranjak pulang dengan melalui jalur menurun yang sangat curam. Kaki kami terasa tertarik gaya gravitasi yang cukup besar sehingga gaya gesek kaki kami dan tanah sulit menghambat gaya ini.

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Rute Jalan Pulang"]

Rute Jalan Pulang
Rute Jalan Pulang
[/caption] Untuk membayar lelah kami, kami menikmati semangkuk mie ayam dan minuman penghilang dahaga di kantin-kantin sekitar kompleks candi. Diiringi angina sepoi-sepoi kami sangat menikmati santapan kami yang sangat nikmat dimakan kala lelah kami. Kami cukup mengeluarkan Rp 10.000,00 – Rp 15.000,00 saja. Benar-benar petualangan yang ngirit. Heehehe. Di kantin ini pun pengunjung dapat menikmati sate daging kelinci dengan harga Rp 15.000,00. Suvenir sebagai oleh-oleh kurang begitu bagus menyajikan kekhasan candi GedongSongo. Hanya beberapa kaos bertuliskan candi gedong songo dan beberapa kerajinan kayu (pigura, gantungan kunci, aksesoris, dll).

Selamat berwisata! Salam Traveller!

Sumber Foto : Kamera Pribadi

Referensi Petualangan pribadi http://seputarsemarang.com/candi-gedong-songo-7342/ http://fariable.blogspot.com/2010/09/candi-gedong-songo.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun