Mengikuti Kompasiana beberapa waktu ini saya bisa mengambil beberapa hal. Kata mengikuti sebenarnya agak kurang pas. Tetapi ganti dari kata itu saya sendiri tidak tahu. Mau saya tulis menganut, rasanya kok kompasiana jadi seperti terlalu sakral, kayak agama saja. Mau ditulis membaca, aktivitasnya lebih dari sekedar membaca. Mau ditulis berlangganan, kenyataannya saya tidak pernah bayar. Akses juga semaunya. Mau menulis berinteraksi kok ya saya ini termasuk baru bergabung, maksudnya baru terdaftar. Semoga teman2 semua mengerti apa yang saya maksud mengikuti pada kalimat tersebut.
Tentu saja yang saya maksud dengan hal diatas adalah sesuatu, termasuk pengetahuan, wawasan dan segala keriuhan yang ada. Paling tidak kesan saya, di Kompasiana ada beberapa kelas. Saya sendiri tidak tahu yang dimaksud dengan kompasianer atau kompasioner (entah mana yang betul) itu apa batasannya. Saya hanya menggunakan istilah anggota/member dan non member. Yang member mungkin bisa disebut dengan kompasianer.
Kelas-kelas yang ada itu bisa dibedakan dari status dan/atau interaksinya dengan member, tulisan dan pengelola. Tentu saja pembuatan kelas itu bisa dirubah-rubah sesuai dengan persepsi yang menulis.
1.Orang luar. Yang dimaksud orang luar itu adalah orang yang tidak pernah mengenal Kompasiana. Terutama membaca langsung Kompasiana. Bisa jadi mereka tidak pernah mendengar kata Kompasiana. Pernah mendengar kata itu tapi tidak pernah membaca artikelnya. Atau paling-paling membaca artikel kompasiana tetapi justru dari media lain (blog lain, buku cetakan, print atau sejenisnya yang mengambil dari kompasiana). Saya punya teman2 dan saudara yang hanya kenal televisi dan koran cetak.
2.Pengunjung. Pengunjung adalah orang yang sekali-kali masuk dan mengakses Kompasiana. Bisa jadi dia hanyut terbawa link yang menuju salah satu artikel kompasiana. Bisa jadi dia adalah seorang blogger, facebooker, penghuni twitterland atau penggemar Instagram dll. Mereka hanya sekali2 berkunjung ke Kompasiana jika bersinggungan kepentingan seperti tema yang disukai kebetulan lagi nangkring.
3.Pembaca Setia. Mereka-mereka yang rutin datang berkunjung dan membaca artikel2 yang ada. Mereka memfungsikan Kompasiana seperti koran yang dilihat tiap hari atau setiap sekian jam sekali. Kadang2 teman2 Kompasianer menjuluki mereka sebagai silent Reader.
4.Member Komentator. Ada juga yang sudah melangkah lebih jauh, yaitu datang ke Kompasiana untuk menjadi anggota. Daftar, menuliskan emailnya, password. Ting, jadilah member kompasiana. Mungkin orang-orang semacam inilah tingkatan paling awal dari kompasianer. 1-3 mungkin belum bisa disebut kompasianer karena tidak teregister. Tingkatan keempat ini sudah mau berinteraksi dengan memberikan masukan. Memberi apresiasi jika setuju dengan tulisan. Memberi masukan jika punya pandangan lain, atau merasa penulis kurang menyentuh sisi2 tertentu dari tulisannya. Saya melihat interaksi ini sangat positif. Tentu saja komentator mungkin belum bisa dihitung karena belum memberikan kontribusi kepada member lain, namun komentator kadang juga bisa memberikan nilai-nilai positif dalam interaksi.
Seorang untuk menjadi member kompasiana tentu saja memerlukan waktu yang tidak sama. Ada yang menjadi pembaca setia sekian hari langsung menjadi member, tapi ada juga yang perlu waktu bertahun2 karena belum merasa perlu untuk berkomentar.
5.Member Penulis Anonim. Tingkatan keanggotaan akan naik jika seorang member sudah berani menulis. Entah tulisan itu berupa sesuatu yang sangat bermanfaat, atau unik, atau reportase yang memang dia satu2nya yang bisa melakukan karena pada saat dan tempat yang tepat. Nomer 4-5 saya tidak mempermasalahkan nama. Dia nama samara atau nama asli karena tidak akan banyak bedanya. (kalimat terakhir asli hanya penilaian saya).
6.Member tidak Terverifikasi. Nomer 6 saya beri poin tersendiri. Pada poin ini, member berani mencantumkan nama asli. Namun saya berpandangan, selama tidak terverifikasi meskipun dia menggunakan nama asli tetap saja susah untuk dipercayai oleh kebanyakan member hanya karena tidak terverifikasi. Memang orang dibalik akun adalah asli. Tapi apakah nama yang dicantumkan asli atau mencatut nama orang itu juga masih bisa dipertanyakan. Admin dan para pengelola kompasiana saja tidak tahu identitasnya kok, bagaimanapun dia mengaku sebagai asli tetap menyisakan tanda tanya.
7.Member Menyamar. Lebih tinggi lagi kelas status kompasianer jika berani melakukan verifikasi dengan mencantumkan identitas diri ke admin. Namun masih belum mau menampilkan nama sebenarnya kepada kawan-kawan kompasianer lain/pembaca. Sudah terverifikasi tetapi tidak mencantumkan nama sebenarnya. Ada banyak alasan mengapa seseorang enggan untuk menampilkan nama sebenarnya ke khalayak umum:
a.Mungkin karena dia seorang tokoh yang tidak mau terlihat, atau karirnya terhambat, keluarganya terimbas, bisnisnya terpengaruh
b.Mungkin seorang karyawan yang segan sama bosnya, takut dikira gak kerja karena sibuk nulis. Atau seorang mahasiswa yang takut ketahuan dosennya.
c.Mungkin seorang yang pada wujud aslinya sangat berbeda dengan kepribadiannya sebagai kompasianer
d.Atau kemungkinan2 lain
8.Member Asli. Yang saya istilahkan member asli adalah yang sudah terverifikasi dan berani mencantumkan nama dan foto asli. Namun karena bukan orang terkenal maka tidak dikenal oleh member lain. Bisa juga karena dalam lingkungannya yang nyata tidak ada satupun member kompasiana. Dia benar2 ada dan sesuai antara yang tampil di kompasiana dan yang di kenyataan, namun tidak ada interaksi antara yang nyata dan kompasiana.
9.Member Sejati. Member jenis ini lebih tinggi derajatnya karena dikenal dalam kopi darat baik oleh admin atau jajaran pengelola kompasiana atau beberapa Member sejati dalam acara kopi darat. Keberadaannya benar-benar asli dan dikenal sebagai makhluk hidup. Sejati sebagai manusia yang tidak bisa dipalsukan. Bisa dijejaki alamatnya, nomor teleponnya, suaranya dan aktivitas keseharian diluar dunia kompasiana. Namun karena keterbatasan, dia hanya dikenal oleh beberapa atau belasan yang dalam lingkup kecil karena tidak dikenal seluruh member yang ratusan ribu.
10.Member Tokoh. Yang paling tinggi derajat keanggotannya adalah member jenis ini. Dia dikenal oleh hampir semua kompasianer level 1 hingga 10 dan juga seluruh jajaran kompasiana. Disini kita mengenal ada kompasianer bernama Jusuf Kalla, Prof Yusril IM, Prof Faisal Basri, dan masih banyak yang lain.
Perubahan status atau lebih tepat peningkatan status, bisa jadi melompat misalnya sudah menjadi tokoh baru menjadi member. Tetapi tidak jarang member yang memulai benar-benar dari nomor 1. Termasuk dimanakah kelas status kompasianer kita ? Kita masing-masing yang bisa menjawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H