Mohon tunggu...
Gustiar Afif
Gustiar Afif Mohon Tunggu... -

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Si Putih Kehilangan Kompas

3 November 2013   07:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:39 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Derbi Madrinelo minggu dini hari kemarin menasbihkan Atletico Madrid menjadi pemanangnya. Atletico bermain sangat Spartan sehingga menjadikan hasil yang memuaskan bagi mereka. Sebaliknya kubu si kaya Real Madrid tampil kehilhan arah seperti anak – anak yang baru belajar bermain sepak bola. Bisa dicermati 20 – 15 menit terakhir Real Madrid tampak begitu kebingungan untuk mengarahkan passing mereka. Mungkin pada saat itu timnas Indonesia U-19 pun mampu mengalahkan Real Madrid.

Ironis memang, dengan total belanja transfer mencapai 144 juta Pounds Real Madrid bermain layaknya tim yang pantas untuk terdegradasi. Kesalahan passing yang sering terjadi diperburuk dengan koordinasi lini belakang yang amburadul memperparah keadaan itu. Beruntung Dieogo Lopez tampil bagus dan para pemain Atletico tidak bisa memanfaatkan peluang mereka.

Mungikin ini adalah kebijakan transfer terburuk yang pernah dilaukanReal Madrid. Mereka menjual Ozil karena lebih memilih Isco yang mungkin kualitas belum setara. Terelebih lagi mereka lebih memilih menjuak Higuain daripada Benzema, meski seorang Higuai akan lebih bekerja keras dari Benzema untuk mengejar bola. Buruknya penampilan Isco dan Benzema menjadi salah sau factor bagaimana sistem permainan Real tak berjalan. Seorang Isco yang diplot untuk menjadi kreator serangan yang musim lalu dijalankan Ozil belum setara dengan pendahulunya.Kita lihat perbedaan mendasar Ozil dan Isco, dimana seorang Ozil lebih bertipe passer dengan umpan ajaibnya sedangkan Isco adalah seorang geladang serang yang suka melakukan penetrasi ke kotak pinalti. Sebuah klub yang memiliki seorang pemain Seperti Cristiano dan Messi yang punya naluri mencetak gol dewa tidak begitu butuh seorang gelandang serang seyang rajin menusuk ke jantung pertahanan lawan, mereka membutuhkan seorang pelayan yang bisa membuat peluang untuk mereka konversi menjadi gol itu yang tidak dimiliki Isco. Ini yang membuat Real Madrid seperti kehilangan seorang penuntun arah. Bermain tanpa kreasi dan tujuan arah yang seperti seorang Ozil lakukan. Kita juga bisa lihat bagaimana seorang Illaramendi dan Khedira kebingungan mencari jembatan antara lini depan dan tengan karena Isco terlalu jauh di depan. Dan akhirnya seorang Cristiano harus turun jauh menjemput bola ke bawah. Sebenarnya posisi creator yang ditinggal Ozil lebih cocok diberikan kepada Modric, karena Modric lebih memiliki kemampuan passing lebih bagus daripada Isco. Dan untuk Bezema saya tidak akan banyak membahs kenapa pemain ini buruk, karena mungkin anda juga bisa hitungdengan jari berapa kali Benzema menguasai bola. Dan ketika Morata masuk ke lapangan Morata paling tidak memiliki 2 peluan emas meskipun punya waktu bermain lebih sedikit dari Benzema.

Lebih baik anceloti memirkan matang – matang apakah tetap menjadikan Isco kompas, dan juga apakah lebih baik memasang Morata sebagai starter sebelum hastag #ancelottiOut menjadi trending topic dunia.

Ditulis, 3 Oktober 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun