[caption caption="Jessica Kumala Wongso saat rekonstruksi kasus Mirna di Restoran Olivier. (Sumber: Celahkota.com)"][/caption]Jessica boleh dibilang beruntung bisa menghabiskan waktu 15 hari di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Konon, menurut pengacaranya, Jessica diperiksa kejiwaannya di sana.
Selidik punya selidik, polisi masih ingin menghapus dugaan Jessica seorang psikopat atau gila. Sebab, kalau benar-benar Jessica memiliki gangguan jiwa, runtuh sudah usaha penyidik mengumpulkan sejumlah alat bukti --yang belum tentu kepake juga-- untuk menggiring yang bersangkutan jadi pesakitan.
Ya, setidaknya memang penyidik benar-benar bekerja keras dalam penanganan kasus ini. Apalagi, di seberang sana, di pihak Jessica, ada pengacara yang keras menentang penyidikan yang dilakukan oleh anak buah Krishna Murti.
Bahkan, saat mau diangkut ke RSCM aja, yang menurut saya menguntungkan kliennya, pengacara tersebut masih melontarkan kritik kepada polisi. Kali ini mengenai kliennya yang sedang haid...
Menurut pengacara Yudi Wibowo, pemeriksaan kejiwaan terhadap Jessica seharusnya diundur. Sebab, jika dalam kondisi datang bulan, seharusnya Jessica dibiarkan beristirahat.
“Seharusnya istirahat haid, buruh pabrik saja ada cuti haid, karena hak setiap wanita, adalah kodrat alami dari tuhan, jangan dirampas haknya,” jelasnya.
Selain Yudi, pakar psikologi forensik Reza Indragiri juga mempertanyakan pemeriksaan jiwa Jessica di RSCM. Menurut Reza, polisi sedang melakukan 'intrik' melalui psikolog untuk 'mengungkap' motif Jessica membunuh Mirna.
Reza berpesan bahwa hasil pemeriksaan psikiatrik Jessica agar tidak digunakan untuk menstigma tersangka sebagai pribadi yang memiliki tabiat jahat.“Keberadaan motif jahat sekali pun tidak serta merta membuat yang bersangkutan melakukan perbuatan jahat,” jelas Reza.
Ya, apapun itu, pengusutan kasus kopi sianida menurut saya memang sudah memakan energi yang kelewat batas. Mari berdo'a, semoga polisi cepat membuat semuanya tuntas.
Tabik