Gajah Nelly benar, Jerman menang atas Brasil pada semifinal PialaDunia 2014. Ia berhasil membuktikan ramalannya yang menjadi kenyataan, bukan ramalan si kura-kura Cebecao yang mengira Brasil akan maju ke final. Jerman yang lolos, dengan kemenangan besar atas Brasil barang tentu merupakan modal moral lengkap bagi Jerman untuk bisa mengalahkan siapa saja di final nanti: antara Belanda dan Argentina.
Di tempat lain, barangkali panitia penyelenggara Piala Dunia 2014 sedang was-was dengan dampak dari kekalahan Sang Tuan Rumah. Warga Brasil, khususnya para fanatik sepakbola --saya rasa hampir semuanya--, bisa jadi tidak ramah. Menjadi juara barangkali sudah merupakan harga mati bagi terjaminnya ketentraman penyelenggaraan acara, tapi apa daya yang terjadi justru ulangan dari bencana terdahulu yang terjadi di Maracana. Brasil kalah, di rumah. Kekecewaan pun pecah.
Sementara itu, pada kubu Die Manschaft ini adalah kemenangan yang bersejarah. Sebuah rekor yang barangkali tak mudah patah yakni mengalahkan sang juara 5 kali Piala dunia di rumahnya. Juga menjadi sejarah tersendiri bagi penyerang veteran bernama Miroslav Klose, lewat gol hasil tangkapan tidak sempurna dari Julio Cesar, seolah ia sedang mengulang gol Ronaldo ke gawang Oliver Kahn pada 2002 silam, membawanya menjadi pemain dengan gol terbanyak di kancah Piala Dunia.
Tapi Brasil harus diapresiasi, rasa terima kasih nampaknya cukup pantas untuk diberikan kepada presiden Dilma Vanna Roussef yang berhasil mendapatkan kepercayaan FIFA atas buah kerja kerasnya mempersiapkan Brasil sebagai tuan rumah yang baik. Meski sekarang, kepercayaan rakyat menjadi taruhannya. Karena tak ada yang lebih menarik selain kekalahan Brasil di rumah pada penyelenggaraan piala dunia di tahun politik, dan Presiden Roussef barangkali sudah siap-siap untuk dikritik.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H