Mohon tunggu...
Bunda Hartini
Bunda Hartini Mohon Tunggu... Guru - Guru BK/SMPN 1 Kadugede

Bunda Hartini adalah sebagai guru BK di SMP Negeri 1 Kadugede Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Seorang motivator, people helper, certificate Grapholog.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Libur Telah Usai, Siap Kembali ke Sekolah

8 Januari 2023   22:29 Diperbarui: 8 Januari 2023   22:46 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama kurang lebih dua minggu peserta didik mulai dari tingkat PAUD s.d. tingkat SLA menikmati liburan semester ganjil. Mereka mengisi liburan dengan berbagai aktivitas tentunya. 

Banyak yang mengisi liburan dengan piknik keluarga ke tempat-tempat yang menawarkan destinasi wisata, liburan ke rumah nenek di kampung, dan banyak juga yang liburannya di rumah saja.

Waktu dua minggu sebenarnya cukup lama, tetapi tak terasa tiba-tiba sudah habis masa waktu liburan. Satu sisi sudah rindu teman-teman dan suasana sekolah.

Sisi lain keinginan untuk leyeh-leyeh masih ingin dinikmati. Terlepas dari itu semua, mau tidak mau pisik dan mental harus dipersiapkan untuk kembali dengan rutinitas sekolah.

H-1 menuju waktu kembali ke sekolah, prepare perlengkapan sekolah anak tentunya disiapkan oleh para orang tua. Mulai dari seragam, sepatu, tas dan alat tulis tentunya. Hari Minggu ini merupakan hari terakhir menjelang liburan. Suasana di pasar begitu ramai dengan orang tua yang membeli perlengkapan sekolah anaknya.

Akupun tidak ketinggalan ikut meramaikan pasar. Preepare perelengkapan sekolah si bungsu. Seragam dan tas masih bisa dipergunakan. Hanya sepatu yang perlu diganti karena sudah dool. 

Di toko sepatu langganan begitu padat pengunjung. Kebanyakan para orang tua dan anak-anaknya yang masih duduk di tingkat PAUD dan tingkat SD. Ada anak usia PAUD yang menggemaskan sedang mencoba sepatunya yang menyala. 

Anak itu begitu ceria menunjukkan sepatu pilihannya sambil menghentakkan kaki sehingga sepatunya menyala. Ada anak yang lagi guling-guling sambil menangis tidak mau diganti sepatu pilihannya, karena ukurannya tidak ada yang kecil. 

Ada anak SD yang seumuran dengan anak bungsuku, dia sedang didoktrin oleh ibunya bahwa dia tidak boleh protes tentang sepatu pilihannya karena harganya mahal.

Aku bingung sendiri karena si bungsu tidak ikut serta. Dia kurang sehat dan menyerahkan urusan sepatu pada bundanya. Sepertinya anak yang tadi sedang didoktrin oleh ibunya ukuran kakinya tidak beda jauh dengan anakku. 

Aku menanyakan ukuran kaki anak tersebut pada ibunya. Ibu itu menyebutkan nomor 37 dengan model sepatu yang sama yang aku pilih buat anakku. Tapi kalau tidak salah lihat sepatu yang lama ukurannya 34. Kalau langsung ukuran 37 sepertinya terlalu besar. 

Aku coba menanyakan ukuran nomor 35 satu nomor lebih besar dari ukuran sepatu sebelumnya. Kata pelayan nomor paling kecil adalah 37. Wah terlalu besar kalau loncat 3 nomor. Kata pelayan toko, sepatu itu khusus buat dewasa jadi paling kecil ukuran nomor 37. Pantas saja tidak ada nomor di bawah itu. 

Pelayan menunjukkan sepatu dengan model yang sama tetapi khusus anak-anak. Alhamdulillah pada tempat yang seharusnya ada nomor sepatu yang dibutuhkan sesuai ukuran.

Setelah proses pembayaran selesai sepatupun dibungkus. Hadiah awal semester genap buat  bungsuku sudah di tangan. Selanjutnya mencari majicom/alat menanak nasi buat anak kedua. Dia mahasiswa baru dan ngekos. Biar ngirit uang makan, dia memilih masak nasi sendiri dan lauknya saja yang beli. Karena dia ingin ada uang lebih buat kebutuhan lainnya. Baguslah kalau begitu.

Setelah selesai belanja aku kembali ke rumah. Majicom untuk anak kedua diterima dengan senang hati karena sesuai keinginan. Sepatu untuk si bungsu ternyata kekecilan. Padahal ukurannya sudah ditambah dari nomor sepatu yang lama. Ternyata tidak terpakai. Alamat harus kembali ke pasar untuk menukarkan sepatu dengan ukuran yang lebih besar satu nomor lagi.

Bila membeli barang yang ada ukurannya memang susah bila tidak dengan orangnya langsung. Bisa saja waktu di toko sepertinya kebesaran begitu nyampe rumah dan dicoba ternyata pas. Sebaliknya waktu di toko sepertinya cukup ternyata setelah dicoba ternyata kekecilan. Maka dari itu kalau kita belum yakin dengan ukuran sepatu atau baju buat anak, lebih baik diajak anaknya ketika membeli barang tersebut biar pas ukurannya sehingga tidak bolak-balik.

Buat para ibu yang punya anak kecil masih sekolah selamat menikmati keseruan dalam berbelanja keperluan sekolah bersama anak-anak tercinta. Liburan telah usai dan siap kembali ke sekolah.

#Kuningan,8 Januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun