Menurut dia mungkin aman kondisi sekolah sepi. Dia memotong selang air yang biasa digunakan menyiram taman belakang  sekolah. Ternyata ada seorang guru yang melihat perilakunya. Alasan dia memotong selang air itu karena kepepet tugas yang sudah dua minggu belum dikumpulkan. Jalan pintas yang dia tempuh berakibat jatuh ke lubang yang  sama. Kembali tersandung kasus.
Dia lagi...dia lagi... kata guru-guru begitu tahu laporan dari guru yang mengetahui kejadian kemarin. Guru-guru sudah bosan dengan laporan kejadian yang dilakukan anak tersebut. Dia langsung dimental oleh guru mapel yang dijadikan alasan memotong selang air sekolah demi mengumpulkan tugas pelajarannya.Â
Dia dimainkan untuk meminta maaf pada tim adiwiyata penanggung jawab selang air yang dia rusak. Dia wara-wiri mencari tim adiwiyata sambil membawa selembar kertas bertuliskan permohonan maaf. Tampak wajahnya kusut kemusut. Setelah sekian lama wara-wiri dan tampak kelelahan barulah dia diterima oleh tim adiwiyata.Â
Diberikan nasihat-nasihat dan ditutup dengan perjanjian mengganti kerusakan selang air yang dia potong.
Untuk sementara guru BK hanya memonitor dari kejauhan. Biarkan hari ini dia menjalani proses mental dari Pembina OSIS dan guru lainnya. Kelelahan mental dan fisik hari ini biarkan menjadi detoks psikologisnya. Biarlah besok lagi diberikan sentuhan dari guru BK.
Melihat perkembangan perilaku dia yang seperti itu pastinya ada tangki cinta yang kosong. Dia butuh pemenuhan tangki cinta. Proses pendewasaan harus dia lalui dengan berbagai hal yang membingungkan. Dia dihadapkan pada perasaan serba salah.Â
Namun yakin proses penggemblengan mental yang dia alami saat ini ke depannya akan membuat dia menjadi lebih matang. Tentunya harus diimbangi dengan arahan yang dapat membangun harga dirinya.
Anak seperti itu butuh perhatian dan butuh diakui. Hanya saja mereka tidak tahu cara yang baik untuk dihargai dan diakui. Anger manager dia belum bagus sehingga yang muncul adalah tindakan maladjusted.
Anak seperti itu butuh sentuhan kalbu. Bila hanya menggunakan sentuhan logika akan mental. Berikan proses penggemblengan mental dengan tugas dan tanggung jawab yang dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya. Berikan reward sekecil apapun prestasi dia. Pengakuan dan dukungan yang dia butuhkan.
Demikian pemaparan hari ini,semoga bermanfaat.
#Kuningan,1 Nopember 2022